AC pelaku penganiaya balita, 2 kali coba bunuh diri di Rutan
AC pelaku penganiaya balita, 2 kali coba bunuh diri di Rutan. Upaya AC bunuh diri bukan usaha agar dia dianggap depresi atau gila, supaya terlepas dari jeratan hukum ataupun persidangan. Tetapi AC murni mengalami depresi karena ditinggal oleh istrinya.
AC, terdakwa kasus penganiayaan terhadap balita JM (1,5) yang saat ini berstatus tahanan titipan Pengadilan Negeri (PN) Bantul yang ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Pajangan, Bantul mencoba bunuh diri. Selama menjadi tahanan titipan, AC tercatat dua kali berusaha bunuh diri.
Usaha bunuh diri pertama dilakukan oleh AC dengan cara mencoba memutus urat nadi tangan kirinya. Sedangkan usaha yang kedua, AC berusaha bunuh diri dengan mencoba meminum deterjen.
"Usaha pertama AC mencoba bunuh diri dengan menggunakan bolpoin pada Jumat (26/5). Bolpoin ditusukkan ke tangan kirinya. Bolpoin yang ditusukkan sampai patah. AC pun segera dilarikan ke RSUD Panembahan Senopati. Lukanya tidak parah," ujar Kepala Rutan Kelas II B Pajangan, Dwi Arnanta saat dihubungi Rabu (31/5).
Dwi menjelaskan bahwa usaha bunuh diri yang kedua adalah seusai mendapatkan perawatan di RSUD Panembahan Senopati, AC mendapatkan obat. AC, lanjut Dwi, justru mengoplos obat dengan deterjen.
"Dua kali berusaha bunuh diri di Rutan, AC pun diperiksa oleh psikolog. Oleh psikolog, AC dinyatakan harus diperiksa di RS Ghrasia Pakem. Sejak Jumat sore, AC diasingkan dengan mendapatkan penjagaan khusus dari petugas karena dua kali mencoba bunuh diri. AC berulang kali bilang 'aku mau mati'," ungkap Dwi.
AC, sambung Dwi dibawa ke RS Grhasia pada Sabtu (27/5) dini hari. Di RS Grhasia, AC mendapatkan perawatan intensif dan diperbolehkan pulang pada Senin (29/5) karena kondisinya sudah membaik dan dinyatakan boleh dibawa kembali ke Rutan oleh RS Grhasia.
"Dia status tahanan PN Bantul, sudah berulang kali proses sidangnya, sekarang siap dilanjutkan lagi. Upaya AC bunuh diri bukan usaha agar dia dianggap depresi atau gila, supaya terlepas dari jeratan hukum ataupun persidangan. Tetapi AC murni mengalami depresi karena ditinggal oleh istrinya," urai Dwi.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, AC ditahan karena melakukan penganiayaan kepada balita JM yang merupakan anak dari pembantu rumah tangganya. JM berkali-kali menjadi sasaran penganiayaan dan penyiksaan yang dilakukan AC. AC diketahui berulang kali menyiksa JM dengan memasukkannya ke mesin cuci, memasukkan ke kulkas, mencabut gigi JM dengan tang, menempelkan besi panas hingga kerap memukul JM.