Ini Penyebab Mengapa Kita Sering Buang Air Kecil saat Merasa Cemas
Sering buang air kecil saat merasa cemas merupakan hal yang rentan terjadi karena sejumlah alasan.
Pernahkah Anda merasa harus bolak-balik ke kamar kecil saat berada dalam situasi yang menegangkan atau cemas? Fenomena ini ternyata lebih dari sekadar kebetulan. Kecemasan dapat memengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan, termasuk membuat kita lebih sering ingin buang air kecil. Hubungan antara kecemasan dan frekuensi buang air kecil dikenal sebagai overactive bladder (OAB) atau kandung kemih terlalu aktif, yang seringkali membentuk siklus umpan balik yang memperburuk kedua kondisi tersebut.
Bagaimana Kecemasan Menyebabkan Kandung Kemih Terlalu Aktif?
Dilansir dari Healthline, sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara kecemasan dan OAB. Dalam beberapa kasus, kecemasan bukan hanya memicu gejala OAB, tetapi juga memperburuk kondisinya. Sebaliknya, penderita OAB kerap kali merasa semakin cemas akibat gejala yang mereka alami.
-
Apa ciri khas rasa cemas? Kecemasan memiliki ciri khas perasaan khawatir yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan beragam dalam intensitasnya, sementara panik bersifat akut dan intens, sering hanya berlangsung beberapa menit namun sangat tidak nyaman dan menakutkan.
-
Siapa yang mudah merasa cemas? Orang-orang yang lahir di bulan September memiliki karakteristik 'mudah cemas' yang cukup menonjol.
-
Apa itu Gangguan Kecemasan? Rasa cemas atau anxiety adalah pengalaman yang umum dialami oleh banyak orang dalam menghadapi situasi tertentu. Namun, ketika rasa cemas sulit dikendalikan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, bisa jadi itu adalah tanda dari gangguan kecemasan.
-
Kenapa cemas bisa memicu mual? Ketika mual saat sedang cemas, tubuh sebenarnya sedang melakukan reaksi alami terhadap situasi stres. Bahkan, reaksi alami bisa membantu seseorang bertahan hidup.
-
Kenapa buang air besar jadi lebih sering? “Kemungkinan yang paling sering terjadi adalah karena intoleransi terhadap apa yang Anda makan. Anda mengonsumsi sesuatu yang tak cocok dengan dirimu,“ terang Kyle Staller, MD, pakar kesehatan perut di Massachusetts General Hospital, dilansir dari Womens Health.
-
Kenapa lemas setelah buang air besar? Seperti halnya dalam latihan fisik yang intens, keterkaitan ini terletak pada tekanan fisik yang dialami tubuh selama proses defekasi. Saat berusaha mengeluarkan tinja dari tubuh, otot perut seringkali dikencangkan selama mendorong.
Salah satu studi menemukan bahwa pada wanita yang mengalami OAB, tingkat urgensi untuk buang air kecil lebih tinggi pada hari-hari ketika mereka merasakan kecemasan, depresi, atau stres. Hal ini menunjukkan bahwa emosi yang intens bisa memicu keinginan lebih sering untuk buang air kecil. Dalam studi lain, dari 105 peserta yang dirujuk ke klinik uroginekologi, 26,2% penderita OAB juga didiagnosis mengalami kecemasan, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok dengan kondisi saluran kemih lainnya, yang hanya 7,7%.
Selain itu, sebuah studi pada tahun 2021 menyatakan bahwa kecemasan dapat menyebabkan OAB melalui peningkatan respons inflamasi dalam tubuh saat seseorang mengalami stres. Peradangan ini dapat menyebabkan penebalan otot kandung kemih dan meningkatkan sensitivitas saraf di sekitar kandung kemih, yang pada akhirnya memicu gejala OAB.
Dampak Umpan Balik Antara Kecemasan dan OAB
Interaksi antara kecemasan dan OAB bersifat dua arah. Kecemasan dapat menyebabkan OAB, tetapi OAB juga bisa meningkatkan tingkat kecemasan. Hal ini menciptakan siklus umpan balik yang semakin memperparah gejala keduanya. Seseorang yang kerap merasakan kecemasan mungkin akan mengalami gejala OAB lebih parah, yang pada gilirannya membuat mereka semakin cemas, terutama jika harus menghadapi situasi sosial yang tidak nyaman.
Kondisi ini sering kali berdampak pada kualitas hidup seseorang. Rasa malu dan kekhawatiran akan frekuensi buang air kecil yang meningkat bisa membuat penderitanya menarik diri dari aktivitas sosial atau merasa terganggu dalam pekerjaan sehari-hari.
Mengatasi Kecemasan dan OAB
Karena kecemasan dan OAB saling memengaruhi, pengobatan kedua kondisi ini harus dilakukan secara bersamaan. Langkah pertama yang dapat diambil adalah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau menggunakan kuesioner untuk menilai tingkat kecemasan dan gejala OAB.
Untuk mengatasi kecemasan, beberapa metode pengobatan yang umum digunakan meliputi terapi psikologis, obat-obatan, serta perubahan gaya hidup untuk mengurangi stres, seperti berolahraga, bermeditasi, tidur yang cukup, dan pola makan yang seimbang.
Sedangkan untuk OAB, pengobatannya dapat melibatkan:
- Menghindari makanan dan minuman yang mengiritasi kandung kemih.
- Mengurangi konsumsi cairan, terutama yang mengandung kafein.
- Latihan penguatan otot dasar panggul (Kegel).
- Penggunaan obat-obatan yang merelaksasi otot kandung kemih atau menargetkan saraf di area tersebut.
Kecemasan dan OAB adalah dua kondisi yang saling berkaitan dan bisa memperparah satu sama lain. Karena itu, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis jika Anda mengalami gejala dari salah satu atau kedua kondisi ini. Dengan penanganan yang tepat, Anda bisa mengelola kecemasan dan gejala OAB secara efektif, baik melalui terapi, perubahan gaya hidup, atau kombinasi berbagai metode pengobatan.
Jangan biarkan kecemasan dan rasa tidak nyaman ini menguasai hidup Anda. Dengan bantuan medis, Anda bisa kembali mengontrol tubuh dan pikiran, sehingga terbebas dari siklus yang mengganggu ini.