Acara LAZISMU, pengungsi di Sinabung harap dibangunkan TK Islam
Kegiatan berupa pendampingan pengungsi, khususnya dari Desa Kuta Rakyat dan Sukanalu di camp Univ Karo Kabanjahe
Kegiatan Ramadan bersama LAZISMU di Sinabung, Sumatera Utara telah berjalan selama 20 hari. Antusiasme warga khususnya Ibu dan anak cukup besar dalam kegiatan ini.
Kegiatan berupa pendampingan pengungsi, khususnya yang berasal dari Desa Kuta Rakyat dan Sukanalu di camp Univ Karo Kabanjahe. Pengungsi tersebut sebelumnya mengungsi di Islamic Center Kabanjahe.
Kegiatan berupa pendampingan pengelolaan camp, penyiapan buka dan sahur, kegiatan anak-anak seperti TPA, bimbingan membaca Al Qur'an utk dewasa dan lansia, jamaah shalat taraweh serta pelatihan berbagai keterampilan untuk ibu ibu di pengungsian.
Menurut Sarniyah, tim asistensi MDMC di Kabanjahe, anak-anak senang sekali mengikuti acara buka bersama.
"Sampai ada anak dari pengungsi yang non-muslim ingin ikut, ya kami ijinkan tentu," terang Sarniyah.
Selain itu, program untuk menyiapkan kepulangan warga juga dilakukan, khususnya di Desa Kuta Rakyat yang oleh PVMBG sudah dinyatakan aman. Kegiatan berupa perbaikan masjid dengan donatur material via PD Muhammadiyah Karo dan biaya tukang dari seorang donatur dari Yogyakarta.
Relawan Muhammadiyah yang ikut dalam kegiatan ini adalah kader angkatan muda muhammadiyah, terutama dari unsur Nasyiah dan IPM.
Ditemui di pengungsian UKA Kabanjahe, Mama Alim, begitu panggilan perempuan berumur 52 tahun, berharap ada yang membantu upayanya menjadi guru ngaji di Desa Kuta Rakyat bila sudah pulang nanti. Mama Alim juga berharap ada sebuah TK Islam di Desa Kuta Rakyat.
"Desa Kuta Rakyat sebenarnya sudah aman, tapi perbaikan atap belum semua selesai, dan listrik belum hidup, sempat hidup beberapa hari, tapi kemudian dimatikan lagi setelah hujan abu pasca-erupsi kemarin," ujar.
Program pendampingan warga untuk lebih mengenal kesiapsiagaan tinggal di lereng gunung dijadwalkan mundur ke pasca idul Fitri.
"Ramadan gini sulit mengumpulkan warga," pungkas Sarniyah.