Ada Gerhana Bulan Total 8 November, Terlihat di Seluruh Indonesia Kecuali 4 Daerah
Durasi umbral yakni gerhana bulan sebagian dan total berlangsung selama 3 jam 39 menit 50 detik.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan masyarakat Indonesia dapat mengamati fenomena gerhana bulan total pada 8 November 2022. Seluruh wilayah Indonesia kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bengkulu dapat mengamati puncak gerhana bulan total tersebut. Sementara, durasi umbral yakni gerhana bulan sebagian dan total berlangsung selama 3 jam 39 menit 50 detik.
"Gerhana bulan total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama satu jam 24 menit 58 detik," kata peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Andi Pangerang dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/11).
-
Apa yang ditemukan saat peneliti BRIN meneliti jalur gempa? Ia menemukan piramida tersebut ketika sedang meneliti jalur gempa. Danny menemukan sebuah struktur batuan yang cukup besar hingga berukuran 120 meter.
-
Bagaimana cara sholat gerhana? Sebelum memulai menunaikan sholat, bagi jamaah harus mengucapkan "As-Shalatu jami'ah". Kemudian bisa melanjutkan untuk menjalankan ibadah sholat gerhana matahari dan bulan sesuai dengan tata cara yang benar dalam ajaran Islam.
-
Apa itu Geriten? Geriten sendiri adalah rumah khusus yang digunakan untuk menyimpan tulang-belulang dan kerangka nenek moyang mereka.
-
Apa yang dibahas di Rapimnas Gerindra? Dia menjelaskan, dalam Rapimnas akan membahas hal-hal penting yang menjadi sikap politik Partai Gerindra, kemudian akan diumumkan pada saat penutupan Rapimnas.
-
Kapan sholat gerhana dilakukan? Gerhana matahari dan bulan menjadi fenomena alam yang dapat terjadi. Biasanya, munculnya gerhana matahari dan bulan dapat diprediksi.
-
Apa itu Gerhana Bulan Penumbra? Gerhana bulan penumbra adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika bulan bergerak melalui bayangan penumbra Bumi. Penumbra adalah bayangan luar yang lebih terang dan lebih kabur dibandingkan dengan umbra, bayangan inti yang gelap.
Lebar gerhana bulan total tersebut sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat bulan sebesar 0,2570. Gerhana tersebut termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).
"Dampak dari gerhana bulan total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, purnama maupun bulan baru," katanya.
Saat gerhana, tidak ada cahaya matahari yang dapat dipantulkan oleh Bulan sebagaimana ketika fase bulan purnama. Gerhana dapat berwarna menjadi lebih kecokelatan bahkan hitam pekat jika partikel seperti debu vulkanik ikut menghamburkan cahaya.
Gerhana bulan total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) bumi. Itu disebabkan oleh konfigurasi antara bulan, bumi dan matahari membentuk garis lurus.
Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi matahari) dengan orbit Bulan.
"Gerhana bulan total terjadi ketika fase bulan purnama, akan tetapi, tidak semua fase bulan purnama dapat mengalami gerhana bulan," ujar Andi.
Hal itu dikarenakan orbit bulan yang miring 5,1 derajat terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar berkonfigurasi dengan Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus.
Andi menuturkan Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika purnama. Gerhana bulan total yang dapat teramati di Indonesia untuk satu dekade berikutnya akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, malam tahun baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032.
(mdk/ray)