Ada polisi jujur Miran, suporter Malang tak berani bikin rusuh
Sampai sekarang, Miran adalah polisi legendaris di Malang. Namanya tak pernah habis dibicarakan.
Selain bertugas sebagai polisi yang mengatur lalu lintas di jalan raya, Miran juga sering diminta untuk ikut mengamankan pertandingan sepakbola di Malang.
Bagi warga Malang, generasi 90-an, pasti banyak yang kenal dengan sosok polisi keras dan tegas ini. Muhammad Miran, begitu nama lengkapnya, adalah sosok polisi yang disegani oleh bawahannya di jajaran dinas kepolisian kota Malang serta ditakuti di jalan raya khususnya oleh para sopir angkutan umum dan tukang becak.
Tidak hanya sebagai polisi yang bertugas mengatur jalan raya, Miran juga sering diminta untuk menertibkan sekaligus menjaga keamanan pertandingan sepakbola di Malang.
Sekitar tahun 90-an, klub sepakbola Malang, Arema dan Persema, sebelum dibangunnya stadion Kanjuruhan, menggunakan satu stadion saja untuk melakoni laga home yaitu di Stadion Gajayana.
Untuk laga home ini, khususnya pertandingan Arema, pihak kepolisian selalu mengirimkan jumlah personil yang lebih dibandingkan ketika Persema menjadi tuan rumah.
Ini karena jumlah penonton pertandingan Arema selalu membludak dan sangat ramai diminati dibandingkan dengan pertandingan Persema.
Setiap kali ada pertandingan Arema, Miran juga selalu menjadi salah satu pengaman jalannya pertandingan. Di tahun tersebut, atmosfir kompetisi Galatama atau awal dibentuknya Liga Indonesia, nama kompetisi sepakbola Indonesia pada tahun 90an, selalu identik dengan yang namanya suporter rusuh, walaupun masih saja sama seperti sekarang.
Menurut salah satu Aremania yang ikut merasakan era tersebut, Miran adalah salah satu komandan polisi di lapangan ketika pertandingan Arema atau Persema berlangsung.
"Ketika ada pertandingan Arema atau Persema, tidak ada suporter yang berani bikin rusuh karena ada Miran," ungkap Eko, salah seorang Aremania kepada merdeka.com, Rabu (3/04).
Eko juga menuturkan bahwa secara fisik, Miran tidak memiliki tubuh yang tinggi besar. Namun, dia mempunyai keberanian menertibkan puluhan bahkan ratusan suporter yang menyemut di salah satu pintu masuk ke Stadion Gajayana.
Eko juga menuturkan bahwa pernah ada satu kejadian, sekitar tahun 95-an atau awal digulirkannya Ligina 1 atau 2, kala itu Arema menjamu Persipura di Gajayana. Terjadi perkelahian antara seorang suporter dari Arema dan Persipura.
Perkelahian bermula dari saling adu ejek antarsuporter yang mana pendukung tim Arema sebagai tuan rumah, nama Aremania belum digunakan seperti sekarang, merasa tersinggung dan marah ketika ada rekan mereka terluka di kepala karena dipukul oleh suporter tamu.
Kala itu, banyak juga pendukung dari tim Mutiara Hitam tersebut yang ternyata membawa senjata berupa pentungan yang disembunyikan di balik baju mereka. Dikarenakan suasana menjadi tidak kondusif, Miran dengan ketegasannya menggelandang kedua orang yang paling terlihat dan terlibat adu pukul tersebut keluar stadion.
"Miran tidak pandang bulu, tidak peduli orang Malang atau pendukung tim lain, kalau salah ya salah," jelas Eko.
Tidak hanya di dalam atau sekitar stadion Gajayana saja, Miran juga menuturkan kepada merdeka.com, dia tidak segan-segan mengambil tindakan keras apabila ada konvoi suporter yang bertindak ngawur, brutal, dan anarkis.
Pada tahun-tahun tersebut, aksi sweeping terhadap mobil dengan plat L sering terjadi. Apabila sebelum atau setelah pertandingan tersebut ada kendaraan dengan plat L melintas, pasti akan menjadi bulan-bulanan suporter.
"Tidak peduli, kalau memang perlu ditindak ya harus ditindak supaya kondisi kota Malang tetap kondusif," jelas Miran.
Sampai sekarang, Miran adalah polisi legendaris di Malang. Namanya tak pernah habis dibicarakan.
Beredar video polisi mengajak damai bule Belanda di Bali
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Mengapa polisi itu mencuri keju? Dalam pembelaannya, polisi tersebut berdalih keju itu praktis tidak ada nilainya karena putusnya rantai dingin dan dia ingin menyelamatkan keju tersebut agar tidak hancur.
-
Apa itu polisi cepek? Istilah ‘cepek’ sendiri merujuk pada pecahan uang senilai Rp100. Fenomena ini menjadi lebih menonjol melalui popularitas Pak Ogah, seorang tokoh fiktif dalam serial televisi Si Unyil yang tayang pada periode tersebut. Pak Ogah menjadi ikon yang mengatur lalu lintas dan meminta bayaran sejumlah cepek dari pengendara.
Baca juga:
Polisi Miran tegur dulu baru tilang, kalau bandel gembosi ban
Polisi Miran: Saya nggak pernah dan nggak mau minta uang!
Kisah kehebatan polisi Miran bikin takut wali kota Malang
Bripka Made cinta 'damai', Aiptu Jailani pantang damai
5 Cerita kejujuran polisi Aiptu Jailani