Ahli Kesehatan Ungkap 3 Kemungkinan Virus Corona Tak Terdeteksi di Indonesia
Singapura menjadi negara terbanyak dengan 98 kasus virus asal Wuhan, China.
Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang hingga kini belum terpapar virus corona (Covid-19).
Padahal, negara-negara tetangga lainnya seperti Singapura, Malaysia, Australia, Filipina, hingga Vietnam disebut telah melaporkan kasus virus corona. Bahkan, Singapura menjadi negara terbanyak dengan 98 kasus virus asal Wuhan, China.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Hermawan pun mengungkapkan tiga kemungkinan yang membuat belum adanya kasus virus corona di Indonesia. Pertama, dia menduga bahwa pasien positif corona tak melaporkannya ke rumah sakit.
"Kedua, apakah ini failed detectionnya," kata Hermawan dalam sebuah diskusi di Kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (29/2/2020).
Ketiga, adanya ketidakcocokan antara standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan program yang dikembangkan Indonesia. Sehingga, virus corona tak terdeteksi.
Namun, Hermawan menilai instrumen kesehatan di Indonesia sebenarnya telah memadai. Misalnya, pusat pengendalian penyakit menular yang dimiliki seluruh Dinas Kesehatan.
"Dan kita punya profesi yang namanya tenaga survilens dan juga epinolog. Artinya human resources kita sebenarnya cukup melakukan early detection, melakukan kajian-kajian lapangan. Bahasa kita helath intelegen," jelas dia.
Menurut dia, dari ketiga teori itu yang paling memungkinkan adalah karena pasien positif corona tak melaporkannya. Meski ada pasien suspect corona di Surabaya dan Semarang, namun mereka sudah dinyatakan negatif.
"Sejauh ini memungkinkan, underreporting ini ada, boleh jadi, ini masih praduga. Orang yang terinfeksi malah sampai meninggal dunia, cuma tidak pernah diperiksa atau memang keluarganya tidak merelakan untuk tidak diautopsi atau apa, sehingga terkubur bersama jasad. Ini boleh jadi," tutur Hermawan.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
IDI: Indonesia Masih Negatif Corona, Tapi Ancaman Tetap Ada
Punya Fasilitas Memadai, Pulau Sebaru Layak jadi Lokasi Observasi Pasien Virus Corona
Industri Makanan dan Minuman Tak Terdampak Virus Corona
Anies Keluarkan Instruksi Gubernur untuk Waspadai Virus Corona
Bak Hotel, Ini Fasilitas Karantina Pasien Corona di Singapura
Antisipasi Dampak Coronavirus, Pemprov Jateng Lakukan 3 Hal Ini