Ahok akan cabut KJP pelajar Jakmania yang tertangkap polisi
Pencabutan itu, kata Ahok merupakan bagian dari proses pendidikan dan penyadaran para remaja sekolah di DKI.
Perhelatan Piala Presiden 2015 akhirnya memuncak dalam laga final antara Persib Bandung versus Sriwijaya FC, Minggu (18/10) kemarin. Persib pun akhirnya sukses mengawinkan gelarnya dengan juara ISL 2014. Akan tetapi, di balik suksesnya Piala Presiden, hal yang mencoreng adalah ulah Jakmania yang membuat kekisruhan di mana-mana.
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mengatakan, pihaknya akan mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) dari anak-anak sekolah yang tergabung dalam Jakmania yang tertangkap kemarin. Pencabutan itu, kata dia merupakan bagian dari proses pendidikan dan penyadaran para remaja sekolah di DKI.
"Saya lagi minta dari polisi nama-nama sekolah dari anak-anak tersebut, tanya orang tuanya, kalau ada KJP biar kita cabut KJP-nya. Supaya dia dikasih pelajaran," ujar Ahok di Balai kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (19/10).
Pencabutan KJP ini bagi Ahok bukanlah sebuah tindakan yang tak punya dasar. Ulah remaja sekolah Jakmania yang sangat dia sesalkan dan perlu diberi pelajaran. Salah satunya adalah dengan pencabutan KJP.
"Makanya saya katakan, ini kita bukan berbelaskasihan, Kita (Pemprov) seperti orangtua gitu lho kepada anak. Seperti anak cewek saya, dikasih sayur gak mau makan, gimana caranya? Ya udah jangan dikasih makan. Semua susu dikasih keluar dari kulkas, dia lapar diberi minum air putih sampai dia kapok. Nah kalau orang gak lihat proses itu, orang bilang saya kejam kan. Anak ceweknya gak dikasih makan, nangis-nangis sampai tidur. Itu proses," papar dia.
Namun demikian, mantan bupati Belitung Timur ini mengaku cukup puas dengan terselenggaranya piala presiden kemarin. Kata dia, Piala Presiden tentu menjadi angin segar bagi bangkitnya sepak bola di Tanah Air.
"Saya kira secara keseluruhan sangat sukses ya, presiden (Jokowi) juga sangat senang. Kita melihat hampir semua pertandingan, tidak ada pemain yang protes wasit atau mau nyerang wasit karena ada denda buat pemain dan klub. Kedua, saya lihat hadiahnya juga sangat bagus. Sebuah klub bisa bawa hadiah Rp 4,2 miliar. Nah ini akan menaikkan profesionalisme (sepak bola) kita," pungkas Ahok.