Ahok bakal ganti bajaj oranye dengan tenaga listrik
Bajaj oranye dinilai bikin bising dan membuat polusi udara di Jakarta.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan peremajaan terhadap bajaj. Tujuannya untuk mengurangi kebisingan dan polusi udara di ibu kota. Sebab, bajaj berwarna oranye ini menggunakan bahan bakar premium yang dicampur dengan oli samping.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, ada sekitar 14 ribu bajaj di Jakarta, sementara mesin yang digunakan masih dua tak. Sehingga biaya yang digunakan besar.
"Kami ingin ada peremajaan bajaj dua tak, polusi udara dan suara. Soalnya cost-nya terlalu mahal," ungkap Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (7/1).
Dia menambahkan, sebelumnya Pemprov DKI Jakarta sudah pernah melakukan peremajaan dengan bajaj berbahan bakar gas (BBG). Namun pada saat tersebut, Ahok menilai, terjadi monopoli oleh beberapa pihak.
"Dulu tendernya seperti ada monopoli saat yang punya bajaj dua tak tukar ke BBG. Padahal harga bajaj dua tak sekitar Rp 50 juta. Sedangkan BBG sekitar Rp 80-90 juta," kata mantan Bupati Belitung Timur ini.
Saat ini Pemprov DKI Jakarta memberikan solusi baru dengan bajaj listrik. Sehingga pemilik bajaj dua tak dapat memilih dua hal. Untuk merealisasikan peremajaan ini, Ahok akan memberikan bajaj listrik dengan cuma-cuma namun dengan syarat tertentu.
"Silakan mereka beli bajaj gas atau listrik sendiri. Bajaj listrik sekitar Rp 40 juta harganya, atau menunjukkan bajaj lama ke kami hancurkan. Nanti kami tukar dengan bajaj baru atau izin baru," terangnya.
Untuk mendukung rencana peremajaan bajaj dua tak dengan bajaj listrik, Pemprov DKI Jakarta akan membangun lokasi charge di kantor pemerintahan. Sehingga mereka dapat melakukan isi ulang dengan mudah.
"Selain itu, bajaj-bajaj harus tergabung dalam sebuah koperasi agar jelas atau angkutan dalam komunitas. Agar Jakarta enggak bising dan kena polusi," tutup Ahok.