Ahok Bicara Pemimpin Jakarta, Pengamat Nilai Cek Ombak Jelang Pilgub 2024
Persoalan di Jakarta menjadi konten perdana yang diunggah Ahok di 2024.
Permasalahan Jakarta mulai dari banjir, kemacetan hingga penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga Jakarta, dibahas Ahok.
- Ungkit Pengalaman, Ahok Heran Dharma-Kun Mudah Lolos Tahapan Pilkada Jakarta
- Ahok Sebut Kemungkinan Jusuf Hamka Batal Maju Pilkada Jakarta 2024: Karena Sudah Ada KIM Plus
- Mantan Napi Bisa Maju Pilkada Jakarta 2024, Bagaimana Nasib Ahok?
- Ahok Ungkap Cara Kelola Sampah di Jakarta: Bangun ITF dan Gandeng Daerah Aglomerasi
Ahok Bicara Pemimpin Jakarta, Pengamat Nilai Cek Ombak Jelang Pilgub 2024
Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok kembali aktif di akun YouTube pribadinya panggil saya BTP.
Persoalan di Jakarta menjadi konten perdana yang diunggah Ahok di 2024.
Permasalahan Jakarta mulai dari banjir, kemacetan hingga penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga Jakarta, dibahas Ahok. Konten terkait Jakarta ini, ramai disebut sebagai kode Ahok bakal maju Pilgub Jakarta 2024.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai bahwa video itu merupakan cara Ahok cek ombak jelang Pilkada Jakarta 2024.
"Saya melihat itu kelihatannya cek ombak ingin melihat apa respons dari warga Jakarta terhadap dirinya begitu," kata Ujang kepada Liputan6.com, Senin (6/5).
Menurut Ujang, wajar jika Ahok paham berbagai persoalan Jakarta karena pernah menjabat gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Namun, Ujang bilang, sulit bagi Ahok untuk maju di Pilkada Jakarta sebagai calon gubernur (cagub).
"Saya melihat bahwa itu ya hak Ahok untuk membuat konten YouTube, hak Ahok untuk bicara soal Jakarta, hak Ahok juga untuk bisa maju. Tetapi kalau maju sulit,"
ujar Ujang.
merdeka.com
Ujang menjelaskan, kasus lama Ahok soal penistaan agama terkait pidatonya di hadapan warga Kepulauan Seribu pada 30 September 2016 silam menjadi cacatan negatif di benak warga Jakarta. Ahok, kata Ujang, sulit diterima kembali warga Jakarta.
"Berat karena tadi punya catatan pidana penistaan agama dan warga Jakarta kalau Ahok maju lagi tidak akan memilih dan itu berisiko bagi Ahok dan bagi PDIP akan kalah," katanya.