Air Laut di Klungkung Bali Bisa Langsung Diminum
Teknologi SWRO merupakan metode pengolah air asin menggunakan membran reverse osmosis untuk memisahkan kandungan garam agar air yang dihasilkan jadi air tawaR.
Menggunakan Teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)
Air Laut di Klungkung Bali Bisa Langsung Diminum
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung bekerja sama dengan PDAM Panca Mahottama menggunakan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang bisa memurnikan air laut.
- Kembangkan SDM UMKM, Pemkot Bontang Gelar Bimtek pengemasan dan pemasaran Hasil Laut
- Menteri ESDM Minta ASEAN Tingkatkan Teknologi untuk Dukung Target Transisi Energi
- Air Keran di IKN Nusantara Bisa Langsung Diminum, Begini Teknologi Diterapkan
- Bersama Anak-Anak, Ibu Negara Transplantasi Terumbu Karang di Bangsring Underwater Banyuwangi
Pembangunan SWRO merupakan komitmen Pemkab Klungkung untuk meningkatkan fasilitas pariwisata dan menunjang kebutuhan air bersih bagi warga di Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan.
“Kebutuhan air bersih menjadi prioritas utama kami karena sumber air tawar terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan warga lokal saja. Oleh karena itu air laut dapat dijadikan pilihan alternatif untuk diolah menggunakan membran nano filter yang menghasilkan air tawar dengan kualitas memenuhi baku mutu air minum. Dengan demikian perkembangan pariwisata bisa semakin pesat tanpa mengurangi cadangan air tanah milik warga,” tutur Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
"Saya bersyukur karena bisa dimulainya proses pembangunan SWRO. Tidak hanya merubah air asin jadi tawar bahkan airnya bisa langsung diminum, tanpa diolah lagi. Sudah bersih dan lolos uji. Air minum memang menjadi prioritas utama untuk pariwisata kepulauan seperti di Nusa Penida, Nusa Lembiongan dan Nusa Ceningan,"
Bupati Suwirta
PDAM Panca Mahottama sudah memiliki 7.648 sambungan rumah dengan debit air yang bisa ditingkatkan menjadi 256,8 liter per detik. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk peningkatan infrastruktur.
Untuk air saja tahun ini sudah ada peningkatan air dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, dengan anggaran APBD Rp 53 miliar.
Sistem SWRO sendiri memiliki kapasitas pengolahan air hingga 110 liter per detik. Sehingga bisa membantu kebutuhan air bersih warga sekaligus mendukung usaha hotel, restoran dan tempat wisata.
"Air bersih dan air minum jadi hal mendasar yang perlu ditangani. Setelah masalah air selesai lalu baru selesaikan persoalan lain seperti listrik, telekomunikasi, persampahan, perbaikan jalan dan kemacetan. Nusa Penida harus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik pemerintah pusat maupun swasta untuk bisa menjadi pariwisata unggulan Indonesia di mata dunia,"
I Nyoman Suwirta