Airlangga dinilai representasikan pemilih milenial jika jadi Cawapres Jokowi
Airlangga dinilai representasikan pemilih milenial jika jadi Cawapres Jokowi. Airlangga adalah figur yang tepat untuk menjadi calon presiden mendampingi Jokowi karena sosoknya yang secara politik mampu berkomunikasi secara baik dengan DPR RI sehingga tercipta stabilitas jalannya pemerintahan.
Relawan Jaringan Kerja Rakyat Bersama Jokowi (Jangkar Bejo) berharap Joko Widodo bisa berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019.
"Memohon dan berharap semoga Bapak Jokowi bisa berpasangan dengan Bapak Airlangga Hartato sebagai Capres dan Cawapres 2019," ujar Wakil Ketua Umum Jangkar Bejo Helmi Djen, seperti dilansir Antara, Sabtu (7/7).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa saja yang mendukung Airlangga Hartarto terkait penentuan koalisi di Pilpres 2024? Para ketua dewan, Pak Ical (Ketua Dewan Pembina), Pak Agung (Ketua Dewan Pakar), dan Pak Akbar Tandjung (Ketua Dewan Kehormatan), Wakil Ketua DPR RI menambahkan, selain menolak munaslub dan menyatakan dukungan pada kepemimpinan Airlangga, para ketua dewan juga menyampaikan dukungan penuh pada Ketum Golkar terkait sikap dan strategi partai berlambang pohon beringin di Pilpres 2024. Termasuk penentuan koalisi dan nama calon presiden dan calon wakil presiden.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Mengapa Menko Airlangga Hartarto ikut dalam rombongan Presiden Jokowi ke KTT G20 India? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang menolak seruan Idrus Marham untuk mengganti Airlangga Hartarto? Ramai-ramai pengurus Golkar daerah tingkat Provinsi merespons seruan Idrus Marham yang mengajak agar Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I tidak takut untuk mengganti ketua umum partai Airlangga Hartarto.
Helmi menilai, Airlangga adalah figur yang tepat untuk menjadi calon presiden mendampingi Jokowi karena sosoknya yang secara politik mampu berkomunikasi secara baik dengan DPR RI sehingga tercipta stabilitas jalannya pemerintahan.
Kemudian, Airlangga selama ini telah membangun komunikasi yang baik dengan partai koalisi yang lain. Selain itu memiliki dukungan politik yang kuat karena merupakan Ketua Umum Partai Golkar.
Selain itu, kata dia, Airlangga memilki visi yang kuat karena memiliki kemampuan teknokratis yang mumpuni, yang selama ini bisa menopang kinerja Joko Widodo dan M Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Menurutnya, Airlangga juga masih relatif muda sehingga mereprentasikan pemilih milenial, dan ia dinilai merupakan tipikal pekerja keras, cerdas dan tidak banyak bicara sehingga cocok mendampingi Jokowi.
"Karena, Jokowi memerlukan sosok wakil presiden yang pekerja keras, cerdas dan tidak banyak bicara untuk mewujudkan visi dan misi selaku presiden dalam memberdayakan, memberantas kemiskinan dan ketertinggalan untuk menyelesaikan semua persoalan sesuai Visi dan Misi Nawacita," ujarnya.
Helmi, yang juga merupakan pengurus DPP Golkar Pemenangan Pemilu Maluku Utara itu menyatakan dukungannya agar Airlangga selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar terus mengambil peran aktif membangun komunikasi dengan seluruh partai pendukung. Tujuannya untuk menyamakan dan menyepakati dalam mendukung Jokowi untuk periode kedua sebagai Capres pada 2019.
"Kami memandang bahwa apa yang dilakukan Airlangga Hartarto telah tepat dalam upaya untuk melakukan kesepahaman dan pemantapan di antara koalisi yang ada di pemerintahan Joko Widodo untuk menata dan bekerja sesuai dengan kesepakatan koalisi, untuk mewujudkan kinerja pemerintahan yang baik disisa waktu yang ada, dan partai politik tidak terlena dengan tarian politik yang sedang dimainkan oleh pihak lain selain koalisi pemerintahan Joko Widodo," ujarnya.
Sementara itu, Sekjen Jangkar Bejo, Samsudin Mandja memandang pentingnya dilakukan rembuk partai koalisi untuk menjaga keutuhan serta mendorong secara terang benderang menyatakan sikap politik. Selain itu, bekerja secara utuh untuk menyukseskan kinerja Jokowi dan memenangkan pertarungan di 2019 agar visi dan misi yang diusung bisa berkelanjutan sesuai dengan target yang ditentukan.
Terkait pagelaran Pilkada 2018 yang telah berlangsung, Samsudin mengatakan bahwa hasil sementara hitung cepat yang dirilis oleh beberapa lembaga survei dan KPU bisa dijadikan tolok ukur untuk mengukur siapa yang memenangi pertarungan dalam pilkada serentak itu, walaupun kepastiannya tetap menunggu hitung manual oleh KPU RI.
Hasil pilkada ini, menurut dia, akan diasosiasikan sebagai pertarungan menjelang perhelatan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019.
"Kami memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan Jokowi-JK serta jajarannya baik Polri, TNI serta KPU dan Bawaslu selaku penyelenggara pemilu atas kesuksesan mengantarkan proses demokrasi ini berjalan jujur, adil, aman, lancar, terbuka dan berkualitas. Inilah keberhasilan pemerintahan dalam menjaga jantung demokrasi bangsa ini dengan mewujudkan demokrasi yang bermartabat," jelas dia.
DIa juga memberikan apresiasi kepada partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK yang telah memenangi Pilkada 2018, khususnya Partai Golkar dengan perolehan persentase kemenangan 52 persen atau melebihi target yang ditetapkan.
(mdk/eko)