AJI catat 40 kasus kekerasan pada jurnalis di Tahun 2013
AJI juga meminta dalam menghadapi pemilu 2014 mendatang, media terutama media penyiaran untuk independent.
Aliansi Jurnalis Independen mencatat sepanjang 2013 ada 40 kasus kekerasan pada jurnalis. Mayoritas pelaku kekerasan tidak ditindaklanjuti aparat kepolisian. Pada 2012, jumlah kekerasan pada jurnalis mencapai 51 kasus. Pelaku kekerasan didominasi oleh massa yang tidak dikenal, aparat TNI, Polisi dan juga Mahasiswa.
Selain itu, AJI mendesak kepolisian atau pemerintah serius mengusut kasus kematian udin. "Kalau kasus pelaku kekerasan atau pembunuhan yang tidak diusut, polisi melindungi praktik imunitas," kata Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Eko Maryadi saat paparan catatan akhir tahun AJI, Senin, (23/6).
Eko mengatakan penuntasan kasus Udin, diharapkan menjadi pintu masuk penuntasan tujuh kasus pembunuhan lainnya serta kekerasan yang terjadi sepanjang 2013. "Jika kasus Udin, yang pernah diusut polisi diabaikan hingga kedaluwarsa, maka kasus pembunuhan lainnya tinggal menunggu waktu untuk dilupakan," katanya.
Dia mengatakan kegiatan pemilihan kepala daerah menyumbang terjadinya kekerasan di mana massa pendukung kandidat yang kalah dalam pilkada menumpahkan kemarahan dengan menyerang jurnalis atau merusak kantor media.
"AJI meminta jurnalis dan kantor media mewaspadai potensi kekerasan saat pemilu legislatif dan pemilu presiden," katanya.
Eko meminta dalam menghadapi pemilu 2014 mendatang, media terutama media penyiaran untuk independent. "Praktik pelanggaran dalam bentuk karya jurnalistik muncul melalui berita, program khusus, hingga siaran langsung blocking time oleh pengusaha media jadi petinggi partai politik," katanya.
AJI menilai semakin media partisan maka publik akan meninggalkan media tersebut."Selama 10 tahun ini telah terjadi, banyak media yang ditinggalkan publik, karena dinilai partisan," katanya.