Akhirnya Fahri Hamzah Salut dan Puji Jokowi: Kuat dan Keras Sekali
Jokowi mengungkapkan Indonesia butuh pemimpin yang dekat dengan rakyat dan berani untuk kepentingan rakyat.
Presiden Jokowi menyinggung pemimpin yang berani saat berpidato di acara Musyawarah Rakyat (Musra). Jokowi mengungkapkan Indonesia butuh pemimpin yang dekat dengan rakyat dan berani untuk kepentingan rakyat.
"Negara ini adalah negara besar. Bangsa ini adalah bangsa besar. Penduduk kita sudah 280 juta, kurang lebih. Rakyat kita butuh pemimpin yang tepat, butuh pemimpin yang bener. Yang dekat dengan rakyat," kata Jokowi, beberapa waktu lalu.
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
"Yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat. Yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan. Dan pemberani. Yang berani, pemberani demi rakyat," ujar dia menambahkan.
Merespons hal itu, Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah menilai pidato Jokowi di Musra tersebut merupakan pidato yang paling menjiwai sepanjang pidato Jokowi selama ini.
"Mungkin itu semacam pidato perpisahan ya. Sehingga akumulasi dari apa yang dia rasakan itu kayaknya keluar. Kalau kita lihat itu kan bisa dibilang nyaris tanpa teks dan gelombang artikulasinya itu memang kuat itu dan keras sekali," jelas Fahri. Dikutip dari podcast channel youtube 2045TV.
Mantan politikus PKS ini mengatakan Jokowi terlihat lepas di depan relawannya. Menurut dia, hal itu karena Jokowi berasal dari kalangan rakyat.
"Kayaknya beliau kalau di depan politik kayaknya dia (Jokowi) lebih basa basi. Tapi kemarin (Musra) itu benar benar dia sampaikan maksudnya," kata dia.
Fahri mengaku tak mengetahui sosok sasaran dari pidato Jokowi. Namun dia menangkap beberapa poin dari pidato Jokowi.
"Poin-poinnya adalah pentingnya kemandirian karena itu pemimpin harus punya sikap karena itu dia harus berani menghadapi kenyataan tekanan dan semualah intrik yang mungkin datang dari luar tapi yang terakhir adalah dia harus tetap dekat dengan rakyat karena yang harus dia dengar itu adalah rakyat," tutur dia.
Poin Pidato Jokowi Menurut Fahri
"Kayaknya beliau kalau di depan politik kayaknya dia (Jokowi) lebih basa basi. Tapi kemarin (Musra) itu benar benar dia sampaikan maksudnya," kata dia.
Fahri mengaku tak mengetahui sosok sasaran dari pidato Jokowi. Namun dia menangkap beberapa poin dari pidato Jokowi.
"Poin-poinnya adalah pentingnya kemandirian karena itu pemimpin harus punya sikap karena itu dia harus berani menghadapi kenyataan tekanan dan semualah intrik yang mungkin datang dari luar tapi yang terakhir adalah dia harus tetap dekat dengan rakyat karena yang harus dia dengar itu adalah rakyat," tutur dia.
(mdk/ded)