Akibat cuaca ekstrem, rute pelayaran Kupang ke Sabu-Ba'a ditutup
Rute pelayaran dari Kupang-Sabu Raijua dan Kupang-Ba'a Kabupaten Rote Ndao dihentikan untuk dua hari ke depan.
PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Fery Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur, menutup pelayaran menuju pelabuhan Seba, Kabupaten Sabu Raijua dan Ba'a Kabupaten Rote Ndao, karena cuaca buruk berupa angin kencang.
Rute pelayaran dari Kupang-Sabu Raijua dan Kupang-Ba'a Kabupaten Rote Ndao dihentikan untuk dua hari ke depan karena gelombang di Selat Lolok lintasan penyeberangan ke Ba'a dan Sabu dilanda gelombang tinggi.
"Pelabuhan akan dibuka lagi setelah ada informasi lanjutan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika bila cuaca ekstrem sudah normal," kata General Manejer ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang, Arnol Janssen, melalui pesan singkat di Kupang, seperti diberitakan Antara, Senin (4/8).
Sementara itu untuk lintasan Kupang menuju Lewoleba di Lembata, Waibalun Kabupaten Flores Timur dan lintasan menuju Kupang-Kalabahi Kabupaten Alor serta Aimere di Kabupaten Ngada yang menghubungkan pulau Sumba tetap dilayari kapal Fery seperti biasa.
Ia mengatakan cuaca ekstrem berupa tinggi gelombang di atas normalnya itu dipicu oleh tekanan rendah yang terbentuk di perairan Laut Timor antara wilayah Nusa Tenggara Timur dan Australia.
Ia mengatakan tekanan rendah memicu kecepatan angin antara 40-50 kilometer per jam pada titik-titik perairan tertentu seperti Kupang-Ba'a dan Kupang Sabu telah ikut memicu tinggi gelombang antara 2,5 sampai 4 meter terjadi Laut Sawu, perairan selatan Kupang hingga Rote dan Laut Timor.
Selain itu dalam skala cuaca nasional adanya daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan di Samudera Pasifik sebelah Utara Papua serta shear/perlambatan kecepatan angin di Sumatera bagian Selatan hingga Selat Makassar, Maluku Tenggara Barat.
Kelembaban udara cukup tinggi di wilayah Sumatera bagian Selatan, Kalimantan bagian Timur dan Sulawesi yang mempengaruhi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Sumatera bagian Selatan, Kalimantan bagian Timur, Sulawesi dan Papua "Kondisi ini menjadi rujukan manajemen untuk tidak mengoperasionalkan kapal-kapal motor penyeberangan ke wilayah perairan yang ekstrem," katanya.
Ia menjelaskan, peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan adanya angin kencang, serta gelombang tinggi 2,5-4 meter di perairan NTT, menjadi acuan ASDP untuk menghentikan pelayaran ke wilayah tersebut.
Sementara itu Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang July Setiyanto mengatakan tekanan rendah tersebut mencapai 1.005 hector pascal (hpa).
"Tekanan rendah ini akan hilang dengan sendirinya, tetapi sekali waktu akan muncul lagi tekanan rendah di wilayah Nusa Tenggara Barat," katanya.
Karena itu masyarakat di Nusa Tenggara Timur terutama yang hendak melakukan perjalanan melalui darat, laut dan udara diingatkan untuk selalu waspada karena dapat mengganggu kenyamanan hingga keselamatan