Akibat rupiah melemah, perusahaan di Bekasi mulai PHK buruh
Ketua FSPMI, Kabupaten Bekasi, Obon Tabroni mengatakan, pihaknya baru mendapatkan laporan sekitar 400 buruh kena PHK.
Sejumlah perusahaan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat sudah mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada buruhnya. Hal ini dilakukan untuk menekan kerugian akibat melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
"Bagi buruh yang statusnya kontrak, dan kontraknya habis tak diperpanjang," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia Kabupaten Bekasi, Agus Setiawan, Minggu (30/8).
Menurut dia, langkah itu dilakukan perusahaan menekan pengeluaran. Soalnya, biaya produksi cukup tinggi, lantaran menggunakan bahan impor. Sedangkan, hasil produksinya sulit terjual.
"Rata-rata perusahaan yang memasarkan produknya di dalam negeri. Sedangkan, bahannya diimpor," katanya.
Dia menjelaskan, mayoritas perusahaan yang melakukan PHK bergerak di bidang industri otomotif dan elektronik. Bahkan, dari seluruh anggota Apindo di Kabupaten Bekasi di dua sektor itu masing-masing sekitar 30 persen perusahaan mengurangi karyawannya.
"Kalau yang pasarnya ekspor masih aman," ujarnya.
Agus mengatakan, pihaknya kesulitan mendeteksi jumlah buruh yang kena PHK. Sebab, tak ada perusahaan yang melaporkan kebijakannya kepada asosiasinya.
"Di Kabupaten Bekasi ada 4.000-an perusahaan," katanya.
Ketua FSPMI, Kabupaten Bekasi, Obon Tabroni mengatakan, pihaknya baru mendapatkan laporan sekitar 400 buruh yang kena PHK akibat melemahnya rupiah. Diduga, kata dia, masih banyak lagi. "Kami minta teman-teman buruh di semua perusahaan melapor," katanya.
Menurut dia, pihaknya tak memaklumi perusahaan yang mem-PHK buruhnya akibat melemahnya rupiah. Namun, ia menekankan agar perusahaan memenuhi hak-hak buruh yang kena PHK. Tapi, ia meminta kepada pemerintah agar segera mengambil tindakan untuk kembali menguatkan rupiah.
"Akibat rupiah melemah, buruh paling terkena dampaknya. Karena setelah PHK tak mempunyai penghasilan lagi. Kalau pengusaha aman, karena memang mereka rata-rata orang kaya," katanya.
Di Kabupaten Bekasi, merupakan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara. Karena itu, banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya menjadi karyawan pabrik. Dikhawatirkan, akibat banyak PHK, maka pengangguran akan meningkat tajam.