Aksi Ganjar berani & kontroversial, integritas atau pencitraan?
Aksi Ganjar berani & kontroversial, integritas atau pencitraan? Ganjar melibas praktik-praktik korup dari oknum eksekutif dan legislatif di Jateng. Dia menata ulang penyaluran dana bantuan sosial, hibah, dan bantuan keuangan kabupaten/kota.
Sejak masih menjabat anggota DPR, Ganjar Pranowo dikenal dekat dengan wartawan. Dia acap nongkrong, ngopi, dan berdiskusi dengan para kuli tinta dari berbagai media. Kebiasaan itu masih berlangsung hingga menjabat gubernur Jateng.
Namun siapa sangka, awal menjabat gubernur, Ganjar dan wartawan sempat tidak akur. Dalam buku Gubernur Jelata, persoalan itu disinggung dalam salah satu tulisan di bab tiga 'Badai Dalam Secangkir Kopi'. Buku karya Agus Becak ini diluncurkan di Candi Gunung Wukir, Magelang, Sabtu (17/12).
Pada bab itu, tertulis bahwa kebijakan Ganjar menyetop amplop wartawan menjadi kontroversial. Sebagian jurnalis mendukung, tapi banyak juga yang menolak. Ganjar pun beberapa kali mendapat 'serangan' dalam berbagai bentuk. Dari boikot peliputan, pemberitaan negatif, dan diskusi menghadirkan narasumber yang beroposisi dengan Ganjar.
Pada akhirnya, cerita pro kontra itu mereda. Ganjar dan wartawan pun kembali harmonis. Dia mengalihkan dana 'amplop' wartawan ke lomba karya jurnalistik. Dalam buku tertulis bahwa kebijakan itu dilandasi keinginan Ganjar untuk membangun pola relasi setara, professional, objektif, dan bermartabat antara wartawan dan birokrat (hlm 82).
Pada bab tiga juga mengisahkan bagaimana cara Ganjar melibas praktik-praktik korup dari oknum eksekutif dan legislatif di Jateng. Dia menata ulang penyaluran dana bantuan sosial, hibah, dan bantuan keuangan kabupaten/kota.
Maklum, uang yang 'dirampok' dari rakyat luar biasa banyak. Pemotongan bansos misalnya, mereka memotong dana untuk ribuan proposal mencapai 20 persen. Dana bantuan keuangan yang pengajuannya melalui aspirasi anggota Dewan malah mendominasi penyimpangan.
Pada APBD 2014, dari total dana bantuan keuangan Rp 1,147 triliun, yang langsung ditransfer ke pemerintah kabupaten kota hanya 12 persen. Sedangkan 88 persen lainnya disalurkan melalui dana aspirasi. Jadi meski Kabupaten Demak, misalnya, mendapat dana total dana Rp 70 miliar, yang masuk ke kas daerah tidak sampai setengahnya (hlm. 93). Bagian lebih besar entah masuk kantong siapa.
Seperti penyetopan dana wartawan, upaya Ganjar menyikat praktik korup ini juga memunculkan perlawanan. Beberapa kali Ganjar harus terlibat konfrontasi dengan kalangan DPRD Jateng.
Tulisan lain di bab ini membahas tentang aktifitas Ganjar di dunia media sosial, hingga dijuluki 'Gubernur Twitter'. Aktifitas itu bukan tanpa risiko. Di sisi lain, dia mendapat kemudahan dalam menggali informasi dan aspirasi dari persoalan di masyarakat. Di sisi lain, Ganjar harus siap dengan bom twit yang membully-nya setiap kali mencuat masalah besar.
Namun pokok bahasan paling kuat di bab ini sejatinya pada bagian 'Menjaga Integritas'. Oleh sebab, penulis berani membahas pendapat masyarakat yang selalu muncul ketika ada sosok pemimpin yang aktif dan menjadi media darling. Tak terkecuali Ganjar.
Dia terkenal karena memergoki sendiri pungli jembatan timbang. Dia turun ke pelosok desa, mengawasi sendiri proyek perbaikan jalan dan mengawal kemacetan di Brexit kala mudik lebaran 2015 silam. Apakah Ganjar ini gubernur yang hanya bisa pencitraan saja atau memang dia pemimpin yang berintegritas?
Agus Becak si penulis tidak mau menggurui. Dia menyerahkan penilaian itu pada pembaca. Dia menulis kutipan para ahli tentang perbedaan pencitraan dan integritas seseorang. "Jika pencitraan adalah apa yang orang lihat dari kita, integritas adalah siapa kita sebenarnya" (hlm.117).
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Bagaimana penampilan rumah Ganjar Pranowo? Rumah itu terlihat memiliki halaman yang cukup hijau dan memiliki taman kecil di bagian depan. Menariknya, tak ada pagar tinggi di halaman depan rumahnya. Walaupun taman itu hanya berukuran kecil, namun rumah itu tetap tampak cantik.
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Di mana Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan? Calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI, Senin (18/9)
-
Apa yang Ganjar Pranowo lakukan saat berkunjung ke Desa Tegallega? Sementara itu, dalam kunjungannya, Ganjar Pranowo melakukan sejumlah kegiatan, mulai dari berolahraga pagi, mengunjungi kebun teh, menyapa masyarakat dan menyantap kuliner khas Sunda secara botram atau beramai-ramai.
Baca juga:
Ganjar Gila, dari Ndorong Mobil Hingga Ditabrak VW Bule
Ketika Ganjar pakai ikat pinggang rafia & diusir Satgas PDIP
Gus Dur dan Ganjar, sama-sama lucu dan kontroversial
Kisah Mbah Bandiyem dan perempuan yang menggilai Gubernur Ganjar
Hadiri peluncuran buku, Ganjar malah jatuh terpeleset