Aksi Kapal USS Sampson terbanyak temukan korban AirAsia
Dalam satu hari saja, USS Sampson bisa mengevakuasi hingga 12 jenazah korban AirAsia QZ8501.
Hingga hari keenam pencarian korban pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, dekat Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, tim gabungan Basarnas telah menemukan total 30 jenazah. Proses pencarian dan evakuasi berlangsung sulit di tengah cuaca buruk dan gelombang tinggi. USS Sampson, kapal perang milik Amerika Serikat, menjadi 'bintang' dalam pencarian yang berlangsung kemarin. Mereka bisa menemukan dan mengevakuasi total 12 jenazah.
Selain jenazah, tim gabungan juga menemukan serpihan-serpihan dari pesawat AirAsia QZ8501. Namun mengenai detail serpihan tidak menjadi pendataan Basarnas, sebab korban adalah prioritas. Dalam proses pencarian korban AirAsia, selain Amerika yang mengerahkan kapal perangnya, ada Korea Selatan, Malaysia, Jepang, hingga Australia. Mereka dibagi dalam beberapa zona untuk melakukan pencarian. USS Sampson termasuk salah satu kapal yang berada di zona prioritas pencarian yang ditetapkan oleh Basarnas. USS Sampson DD-102 adalah salah satu jenis kapal perang penghancur yang dimiliki Angkatan Laut Amerika. Ada 3 kapal perang lain yang bernama serupa. 2 Kapal pertama yang bernama USS Sampson DD-63 dan DD-394 digunakan di Perang Dunia I dan II. Nama Sampson digunakan militer Amerika untuk menghormati Laksamana William T Sampson. Kapal ini memiliki panjang sekitar 155,3 meter dan lebar 20 meter, serta jarak vertikal antara garis air sampai dengan lunas kapal, 9,4 meter. Apa saja keunggulan USS Sampson sehingga mampu menemukan lebih banyak korban dan mengevakusi ke Pangkalanbun? Berikut rangkumannya:
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa saja yang rusak di Air Panas Citando? Saat ini, sejumlah fasilitas di sana sudah banyak yang rusak. Bahkan, tempat selfie atau swafoto yang dibangun sudah dalam kondisi rubuh.
Evakuasi 12 jenazah
Kapal USS Sampson milik Amerika Serikat total mengevakuasi 12 jenazah korban AirAsia QZ8501. Informasi ini cukup mengagetkan Basarnas yang ada di Lanud Iskandar. Informasi yang beredar sebelumnya, jenazah yang ditemukan oleh USS Sampson berjumlah sebanyak enam orang.
Sementara dalam dua kali proses pengiriman menggunakan helikopter Sea Hawk total jenazah yang diantar adalah sebanyak delapan jenazah. Jumlah tersebut melebihi dari angka awal yang diinformasikan. Â "Kita malah bersyukur dengan penemuan ini," kata Direktur operasi Basarnas Pangkalanun SB Supriyadi seperti dilaporkan wartawan merdeka.com, Efendi Ari Wibowo dari Lanud Iskandar, Jumat (2/1). Â Masih menurutnya USS Sampson juga menemukan empat jenazah lainnya yang sedang dalam proses pengiriman ke Pangkalanbun. Jadi USS Sampson total berhasil menemukan 12 jenazah. Â "Jadi, delapan jenazah sudah di Surabaya. Dua jenazah (dari KRI Yos Sudarso dan Kapal Baruna Jaya) datang tadi pagi, ditambah delapan yang sudah diantar (oleh USS Sampson), semuanya berada di RSUD Sultan Imanuddin. Empat lainnya berada di kapal USS Sampson, jadi total sekarang adalah 22 jenazah," pungkas dia.
USS Sampson tahan ombak
Banyaknya jumlah korban yang berhasil dievakuasi USS Sampson dinilai karena ukuran kapal itu yang cukup besar dan tahan ombak setinggi 3-4 meter di lokasi pencarian AirAsia QZ8501.
 Direktur operasional Basarnas Pangkalanbun, Marsekal Pertama SB Supriadi mengakui kelemahan fasilitas armadanya yang digunakan untuk melakukan evakuasi korban.  "Armada kapal kita tidak ada yang mampu tahan ombak, panjangnya 20 sampai 50 meter. Kapal Amerika Serikat lebih besar, USS Sampson panjangnya 200 meter (tahan ombak besar dan cuaca buruk)," kata SB Supriadi di Lanud Iskandar Pangkalanbun Kalimantan Tengah, Jumat (2/1).
Sistem sonar canggih
USS Sampson dilengkapi sistem radar dan sonar canggih yang sangat dibutuhkan untuk pencarian AirAsia QZ8501. Sistem radar USS Sampsons bahkan berteknologi 3D.
Sonar yang memperkuat kapal ini sangat beragam. Mulai dari sonar aktif, hingga sinar sonar yang ditarik di belakang kapal. Â Kapal jenis ini juga dilengkapi dengan pendeteksi ranjau anti-kapal. Jarak deteksi ranjau pun bisa mencapai 1.400 yard. Â Komando Laut Pasifik AS telah mengotorisasikan Armada ke-7 untuk memerintahkan USS Sampson melakukan pencarian pesawat AirAsia QZ8501. Diperkirakan kapal yang bermarkas di San Diego, California akan tiba di perairan Indonesia Selasa (30/12/2014) hari ini.