Aktivitas Gunung Sinabung terus meningkat
Hari ini Gunung Sinabung sudah dua kali erupsi.
Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, terus meningkat. Frekuensi erupsi belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
"Sampai saat ini, sejak awan panas yang mengambil korban pada 21 Mei lalu, masih terjadi letusan, gempa vulkanik, dan awan panas. Jadi aktivitas Gunung Sinabung tetap tinggi," kata Kasubbid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Goelogi (PVMBG), Hendra Gunawan, Rabu (25/5).
Berdasarkan data di pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, grafik letusan terus meningkat. Frekuensinya bisa mencapai delapan bahkan sepuluh kali dalam sehari.
"Trennya terus tetap naik, tapi pelan, sehingga tidak disadari dan kita merasa aman," ujar Hendra.
Hingga pukul 10.30 WIB, sudah dua kali terjadi erupsi. Erupsi pertama berlangsung pada 02.01 WIB. Namun ketinggiannya letupan tidak terlihat karena tertutup kabut. Erupsi teranyar terjadi pada pukul 10.09 WIB, dengan ketinggian kolom 1.500 meter, mengarah ke timur sedangkan luncuran awan panas sekitar 700 meter.
Gunung Sinabung kembali mendapat perhatian setelah awan panasnya merenggut tujuh jiwa pada Sabtu (21/5) petang. Selain itu, dua korban terluka dan masih dalam kondisi kritis dengan luka bakar di atas 50 persen. Kaki salah seorang di antaranya bahkan harus diamputasi. Kedua korban masih dirawat di RSUP H. Adam Malik, Medan.
Seluruh korban merupakan penduduk Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Karo. Mereka ditengarai tengah bertani di ladangnya, saat awan panas guguran Gunung Sinabung tiba di desa masuk dalam zona merah itu.
Sebagian masyarakat tetap memilih berladang di desa, meskipun mereka telah diungsikan dan jalan masuk ke sana telah dipasangi portal. Berdasarkan keterangan warga Desa Gamber, terdapat sekitar 25 kepala keluarga nekat kembali ke desa buat bertani.