Alasan Rapid Test Butuh Pemeriksaan Lanjutan Terkait Pandemi Covid-19
Menurut Maenaka, pemeriksaan Rapid Test membutuhkan dokter spesialis patologi.
Laboratorium salah satu memiliki peran sentral dalam menghadapi pandemi covid-19. Peran laboratorium pada penanganan dan penelitian, untuk menemukan kondisi pasien positif Covid-19.
Dokter Spesialis Patologi Klinik RS Siloam Sentosa, Dr Maenaka Smaratungga, SpPK mengatakan dalam pemeriksaan laboratorium pada skrining Covid-19, setidaknya ada beberapa hal yang dilakukan. Seperti pemeriksaan hematologi untuk mengetahui limfosit absolut dan Neutrophil Lymphocyte Ratio.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bagaimana para peneliti menemukan virus-virus tersebut di peternakan bulu? Tim peneliti internasional menggunakan teknik yang disebut pengurutan metagenomik, jenis analisis yang memeriksa seluruh sampel DNA dan RNA. Tim meneliti jaringan paru-paru dan usus dari 461 hewan.
-
Mengapa sulit untuk meneliti mengapa beberapa orang terlindungi dari COVID-19? Mengapa beberapa orang lebih terlindungi daripada yang lain belum jelas, dengan penelitian lapangan yang terhambat oleh kesulitan dalam menentukan momen paparan dengan tepat.
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
Ada pula tes CRP atau C-reactive protein adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar protein C-reaktif dalam darah, protein ini merupakan penanda adanya peradangan dalam tubuh. Pemeriksaan molekuler yang terdiri dari TCM dan Real Time PCR.
"Terakhir, Rapid Test Antigen atau antibodi. Ini dilakukan untuk study epidemologi, prevalensi survailens penyakit, membantu diagnosis pada fase sakit minggu kedua, dan mendeteksi infeksi pada pasien dengan tanpa gejala," ujar dr Maenaka, Jumat (15/5).
Menurut Maenaka, pemeriksaan Rapid Test membutuhkan dokter spesialis patologi. Sebab, setelah melakukan uji rapid tes diperlukan pula pemeriksaan lainnya ataupun pengulangan. "Kondisi ini perlu guna memastikan apakah status positif maupun dari hasil negatif Covid-19 pada pasien saat hasil pemeriksaan di laboratorium," imbuhnya.
Rapid test corona di Indonesia menggunakan sampel darah untuk mendeteksi kadar antibodi imunoglobulin terhadap virus dalam tubuh. Antibodi merupakan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan bakteri, virus, dan benda asing lainnya. Pada rapid test corona, dua jenis imunoglobulin, yaitu Immunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin M (IgM).
Baca juga:
Tenaga Medis Soroti Perilaku Warga yang Sepelekan Imbauan Protokol Kesehatan
Sumsel Klaim Stok Pangan Cukup 1 Tahun, Bahkan Mampu Penuhi Kebutuhan 5 Provinsi
Gugus Tugas Riau: Kemungkinan Pasien Corona yang Sembuh Terkena Lagi Sangat Kecil
Polisi sebut Kasus Surat Sehat Corona Belum Tuntas: Kasus Sama, Pelaku Beda
Kemendes Keluarkan Surat Instruksi untuk Mempercepat Penyaluran BLT Dana Desa
Jokowi Beri Contoh Konsep New Normal: Rumah Makan Diisi 50 Persen