Almarhum 3 ulama besar tercatat di undangan doa bersama Pilkada
Acara dihelat oleh Polda Jawa Timur. Kasus ini diduga salah tulis.
Pilkada serentak akan segera digelar pada 9 Desember 2015. Di Jawa Timur sendiri, ada 19 daerah yang menjadi peserta pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Nah, agar hajatan lima tahunan itu berlangsung aman, Polda Jawa Timur menggelar doa bersama dan Semaan Alquran (khataman) di Lapangan Mapolda Jawa Timur, Rabu (25/11).
Uniknya di acara tersebut, tiga nama kiai besar yang sudah wafat didapuk memimpin doa bersama dan khataman Alquran tersebut. Tiga kiai tersebut adalah almarhum KH Abdul Hamid dari Pasuruan, almarhum KH Hamim Tohari Djazuli atau Gus Miek dari Kediri, dan almarhum KH Ahmad Shidiq (Rais Am PBNU Tahun 1950).
Informasinya, undangan ini sudah disebar sejak dua hari lalu. Bahkan sempat dirilis Bidang Kehumasan Polda Jawa Timur dan diunggah di portal internal Polri, sesaat setelah acara digelar. Di situs internal polisi itu, juga menyebut kehadiran tiga ulama besar yang sudah lama meninggal dunia.
Spontan saja, hal ini membuat bingung beberapa anggota di kalangan Polda Jawa Timur. "Ini saya juga bingung. Tapi itu (tiga nama ulama) memang dari panitia. Masa sudah almarhum ditulis di undangan, kan tidak mungkin," kata salah seorang anggota polisi di Bidang Kehumasan Polda Jawa Timur, Rabu (25/11).
Setelah heboh pencatutan nama tiga ulama terkenal itu, yang diduga salah cetak, pihak Humas kemudian mencari informasi di arena acara. Dan ternyata, acara doa bersama dan khataman Alquran itu memang tidak dipimpin oleh Mbah Hamid (KH Abdul Hamid), Gus Miek, dan KH Ahmad Shidiq.
Tapi, kata si anggota humas Polda Jawa Timur itu, dipimpin oleh Gus Nurcholis, Pimpinan Jemaah Semaan Qur'an Mantab dan mantan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol (Purn) Untung S Radjab.
Sementara Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Prabowo Argo Yuwono menduga itu kasus itu hanya cetak. Sebab yang diundang memimpin acara adalah Gus Nurcholis dan Irjen Pol (Purn) Untung S Radjab, yang juga menjadi sesepuh jemaah anggota Polda Jawa Timur.
Kata Prabowo, acara itu sendiri digelar untuk mendoakan pelaksanaan Pilkada serentak di Jawa Timur.
"Doa ini dilaksanakan untuk mempererat hubungan Polri dengan masyarakat, juga untuk mendoakan Pilkada serentak," terang Prabowo.
Dijelaskannya, kegiatan yang digelar Polda Jawa Timur untuk mendoakan amannya Pilkada serentak ini, diikuti sekitar lima ribu anggota polisi dan masyarakat se-Jawa Timur.
Hadir di acara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Anton Setiadji.
"Sesuai jadwal, kegiatan ini digelar mulai pagi hingga malam. Dan doa bersama ini, diikuti oleh warga, anggota Polda Jatim dan Polres jajaran se-Jatim," tandasnya.
Baca juga:
Ada calon bermasalah ikut pilkada, integritas KPU dipertanyakan
Pemkot Tangsel ditantang jelaskan dana hibah Rp 4 triliun
Banyak potensi konflik di pilkada serentak
Pilkada serentak, 9 Desember 2015 ditetapkan hari libur nasional
Panwaslu: Soal bule berbikini, Dewanti-Masrifah belum tentu salah
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Apa saja yang ditemukan di Taman Purbakala Sriwijaya? Penetapan tempat ini menjadi Taman Purbakala dibuktikan dengan penemuan-penemuan benda yang digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari mereka mulai dari perahu, bangunan bata, gerabah, dan lain sebagainya.