Amankan pemilu, KSAD perintahkan anggotanya siaga 50 m dekat TPS
TNI AD juga mengerahkan anggota intelijennya yang berjumlah 90 ribu di berbagai wilayah.
Selain polisi, Satpol PP, dan linmas, anggota TNI juga dikerahkan mengamankan tiap TPS. Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman mengatakan, pihaknya mengerahkan anggotanya untuk mengantisipasi potensi kerusuhan.
"Insya Allah aman. Untuk pengamanan, kepolisian dan petugasnya. Kita (anggota TNI) berjarak minimal 50 meter dari tempat (TPS) itu. Harus pada posisi perkiraan timbul kerusuhan dan konflik," kata Budiman di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Senin, (7/4).
Budiman mengungkapkan, daerah yang rawan konflik saat hari pencoblosan adalah Sulawesi Selatan dan Aceh. Oleh karena itu, dia telah memerintahkan kepada anak buahnya agar memastikan kondisi di dua daerah tersebut berjalan dengan aman.
"Yang banyak konflik itu Sulawesi Selatan, ternyata gubernurnya itu kerja keras sehingga situasi tenang dan lancar. Pangdamnya juga bekerja cepat. Jadi situasi bisa ter-handle dengan baik," tutur Budiman.
"Kemudian di Aceh kita ketahui masih ada partai lokal berseteru sangat luar biasa. Saya sudah berkoordinasi dengan Pangdam dan seluruh pimpinan partai lokal untuk mengendalikan anak buahnya. Apabila mereka memakai senjata, maka kepolisian kita akan bantu untuk pengejaran," tambah Budiman.
Budiman juga menegaskan, pihaknya akan bersikap netral. Hingga kini dia mengaku belum mendapatkan laporan jika ada anak buahnya melakukan pelanggaran. "Hari ini belum ada laporan (pelanggaran). Alhamdulillah belum ada yang melakukan, kita sangat netral," ujarnya.
Selain itu, Budiman mengatakan telah mengerahkan anak buahnya sebanyak ratusan ribu untuk membantu jalannya pemilu kali ini. "Hampir 310.870 personel kita perbantukan kepada kepolisan langsung," kata Budiman.
Budiman menambahkan, untuk intelijen wilayah pihaknya juga mengerahkan sekitar 80 sampai 90 ribu personel. "Seratus ribu cadangannya kita siagakan kan pada 8 dan 9 April nanti," kata Budiman.