Anak-anak dan turis asing lepaskan 40 tukik ke Pantai Kuala Cut
Anak-anak dan turis asing lepaskan 40 tukik ke Pantai Kuala Cut. Tukik yang dilepaskan ke laut ini jenis Lekang atau biasa juga disebut olive. Tukik ini termasuk salah satu jenis tukik yang sudah sangat langka.
Puluhan anak-anak terlihat antusias saat melepas tukik (anak penyu) di Pantai Kuala Cut, Lampuuk, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (18/3). Acara ini diselenggarakan oleh komunitas pencinta tukik.
Selain ana-anak, ada ratusan orang dewasa ikut meramaikan pelepasan 40 tukik di pantai tersebut. Terlihat juga beberapa turis mencanegara yang ikut berbaur melepaskan tukik bersama dengan anak-anak.
Tukik yang dilepaskan ke laut ini jenis Lekang atau biasa juga disebut olive. Tukik ini termasuk salah satu jenis tukik yang sudah sangat langka. Tak ayal, anak-anak dan sejumlah pengunjung lainnya tampak senang saat melepas liarkan tikuk ke laut.
Ketua pantia pelepasan tukik, Fahri Mahyeddin mengatakan, pelepasan tukik kali ini menargetkan anak-anak. Agar mereka bisa tereduksi dan memahami bahwa hewan laut jenis ini sudah langka dan harus dilestarikan, karena hampir punah.
"Ini kita melibatkan anak-anak untuk edukasi. Mereka biar tau bahwa penyu Lekang ini sudah langka dan harus dijaga habitatnya," kata Fahri Mahyeddin di lokasi pelepasan tukik.
Menurut Fahri, tukik yang dilepaskan itu hasil tangkar selama 50 hari bersama rekan-rekannya. Adapun telur penyunya, mereka peroleh dari pemburu telur penyu selama ini.
"Kami beli telur dari pemburu untuk konservasi, waktu itu ada sekitar 70 telur ada sama kami, tetapi hanya 40 yang menetas," jelasnya.
Sementara itu, seorang peneliti penyu, Fachrur Razi mengatakan, suhu dan cuaca yang tak menentu mengakibatkan sulitnya telur penyu yang ditangkar itu menetas. Sehingga ada telur penyu yang ditangkarkan itu tidak menetas.
"Cuaca sangat berpengaruh, perubahan iklim bisa saja telur yang kita tangkar tidak menetas," ungkap Razi.
Adapun usia tukik yang dilepaskan itu, sebutnya, berkisar antara 3-4 minggu. Sedangkan waktu ditangkar hingga menetas membutuhkan waktu 3-4 bulan.
Menurut Razi, sepanjang pantai Lampuuk sebelumnya memang banyak terdapat penyu. Akan tetapi setelah Aceh dilanda tsunami, kemudian banyaknya pemburu telur penyu mengakibatkan habitat ini semakin langka.
"Sudah kritis keberadaan penyu di sini," jelasnya.
Baca juga:
Ini penampakan katak pohon yang bisa pancarkan cahaya
Hiu di Berau terancam punah karena perburuan, Menteri Susi dipetisi
Melestarikan elang demi menjaga ekosistem
Karena tergiur gepokan fulus
Pesut Mahakam semakin langka, hanya tersisa 75-80 ekor
WN Prancis coba selundupkan kupu-kupu langka dari Pegunungan Arfak
Burung Garuda, dewa atau Elang Jawa
-
Hewan apa yang ditemukan di sungai Desa Kebonagung? Awalnya saat sedang berburu, seorang pemuda di Desa Kebonagung Kecamatan Sulang, Rembang, memergoki adanya kucing hutan di pinggir sungai yang terletak di sebelah barat desa. Namun saat dikejar, kucing hutan itu masuk bersembunyi di dalam lubang. Karena penasaran dengan keberadaan kucing hutan, empat pemuda desa mendatangi lagi lokasi tersebut Minggu (10/9) dini hari. Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Untuk apa tulang-tulang hewan diletakkan di tempat tersebut? Tampaknya mereka berkumpul untuk melakukan ritual khusus dalam suatu kegiatan dengan cara menaruh tanduk-tanduk dan tengkorak hewan sebagai bagian dari ritual ritual ini.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
-
Hewan apa yang meniru ular berbisa? Gurita peniru mampu menyerupai ular laut berbisa atau ikan singa berbisa, memberikan perlindungan lebih lanjut dari ancaman predator.
-
Apa yang ditemukan petani di ladang tersebut? Penemuan tersebut meliputi tiga tongkat kerajaan, tiga belati perunggu, kapak ukuran kecil dan sedang, serta alat pahatan.
-
Hewan apa yang ada di Jogja Exotarium? Dilansir dari Liputan6.com, salah satu koleksi satwa yang ada di Jogja Exotarium adalah kura-kura sulcata. Kura-kura ini biasanya tinggal di Gurun Sahara. Spesies kura-kura dataran terbesar ketiga di dunia ini merupakan satu-satunya spesies dalam genus Centrochelys.