Anak Berisiko Tinggi Terpapar Covid-19, Orang Tua Diminta Ketahui Gejalanya
Jumlah anak tertular Covid-19 terus mengalami peningkatan dalam beberapa minggu terakhir. Orang tua diharuskan untuk lebih waspada.
Jumlah anak tertular Covid-19 terus mengalami peningkatan dalam beberapa minggu terakhir. Orang tua diharuskan untuk lebih waspada. Dokter Siloam Hospitals Palangka Raya, Dokter Agustina menuturkan, di antara risiko penularan virus pada anak adalah dari orang tua dan klaster keluarga.
"Risiko tinggi anak terpapar Covid-19 terutama tertular dari orang tuanya yang pulang bekerja, tertular dari klaster keluarga, terbatasnya akses deteksi dini, dan anak bermain tanpa protol kesehatan. Untuk itu bagi orang tua sebaiknya hindarilah membawa anak keluar rumah, kecuali darurat," kata Agustina dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (1/8).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui gejala penularan Covid-19 pada anak agar dapat segera mencari bantuan medis.
"Adanya gejala seperti banyak tidur dan napas cepat, terdapat cekungan di dinding dada, saturasi oksigen kurang 95 persen, demam lebih dari tujuh hari, kejang, sulit makan dan minum, dan bila ada penurunan kesadaran, maka segera bawa anak ke Rumah Sakit," tutur Agustina.
Selain itu, beberapa tanda dan gejala Covid-19 pada anak-anak di antaranya sakit kepala, gejala saluran napas seperti batuk, fungsi indra perasa atau bau tidak bekerja normal, sesak napas, sakit tenggorokan, hidung tersumbat disertai pilek, nyeri otot, bisa juga berupa gejala saluran cerna seperti mual atau muntah, diare, sakit perut, nafsu makan buruk, terutama pada bayi di bawah 1 tahun.
Orang tua dapat menerapkan isolasi mandiri pada anak, dengan syarat yang perlu diperhatikan seperti tidak bergejala atau asimtomatik, gejala ringan (batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam), anak masih aktif, bisa makan dan minum, menerapkan etika batuk, memantau gejala atau keluhan, pemeriksaan suhu tubuh dua kali sehari saat pagi dan malam, dan lingkungan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Namun perlu diperhatikan dalam penerapan isoman bahwa orang tua dapat tetap mengasuh anak yang positif, disarankan yang berisiko rendah. Jika ada orang tua atau anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama disarankan berikan jarak tidur dua meter dengan kasur terpisah. Tetap berikan dukungan psikologis pada anak," imbuh Agustina.
Setelah selesai isolasi, umumnya gejala akan hilang dalam 14 hari. Namun dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari setelah swab pertama positif. Bila tidak bisa melakukan pemeriksaan swab, maka disarankan isolasi selama 10 hari ditambah 3 hari setelah bebas gejala. Pada penderita dengan gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa menular lebih panjang, sehingga dokter yang akan menentukan kapan selesai isolasi.
Agustina juga mengingatkan agar orang tua melakukan vaksinasi untuk menghindari paparan Covid-19 pada anak. Terkait vaksinasi, uji klinis vaksinasi masih dibatasi umur 18-59 tahun, yang merupakan kelompok usia terbanyak yang terpapar Covid-19. Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih direncanakan, rekomendasi terbaru untuk vaksin Covid-19 saat ini bisa diberikan pada anak mulai usia 12-18 tahun.
"Jadi bagi orang tua agar anak aman dari Covid-19 maka perlu mengenali gejala pada anak, segera bawa ke faskes untuk mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tepat, jangan membawa bayi dan anak keluar rumah. Serta berikan asupan gizi yang seimbang untuk mendukung daya tahan tubuh si kecil," pungkasnya.
Baca juga:
Penelitian: Orang dengan Gangguan Jiwa Berisiko Tinggi Meninggal karena Covid-19
Update Minggu 1 Agustus, Kasus Covid-19 Bertambah 30.738
216 Pasien Covid-19 di Klaten Dipindah ke Asrama Haji Donohudan
Kemenkes: Covid-19 Varian Delta Menyebar Hampir Merata di Seluruh Indonesia
Varian Delta Meluas di China, Kasus Covid-19 Bertambah Jadi 75 Kasus