Anak Muda Aceh Berburu Kain untuk Desainer Muda
Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) melanjutkan kegiatan pelatihan di bidang desain fashion dengan menyelenggarakan hunting kain bagi para desainer muda.
Dalam kegiatan ini, para peserta diajak untuk mengunjungi beberapa rumah produksi kain di Banda Aceh, seperti Rumah Batik Malaka, Tenun Nyak Muh, Yuyun Bordir, Qas Songket, Zungket, Mutiara Songket dan Ratu Tekstil.
- Perkenalkan Budaya Aceh, AMANAH Fasilitasi Anak Muda Melalui Dunia Fashion
- 6 Artis Cantik ini Punya Anak Lebih dari 3, Penampilannya Tetap Terlihat Muda Mempesona
- Inspiratif, Anak Muda di Kota Padang Ubah Sampah Plastik Jadi Perabotan yang Estetis
- Curi Perhatian, Intip Deretan Potret Aksi Panggung Nadin Amizah dengan Baju Putih
Anak Muda Aceh Berburu Kain untuk Desainer Muda
Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) melanjutkan kegiatan pelatihan di bidang desain fashion dengan menyelenggarakan hunting kain bagi para desainer muda di Aceh.
Dalam kegiatan ini, para peserta diajak untuk mengunjungi beberapa rumah produksi kain di Banda Aceh, seperti Rumah Batik Malaka, Tenun Nyak Muh, Yuyun Bordir, Qas Songket, Zungket, Mutiara Songket dan Ratu Tekstil.
Mereka diberikan kesempatan untuk melihat beragam koleksi kain dan memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan desain mereka. Seluruh pembelian kain peserta ditanggung sepenuhnya oleh AMANAH.
Ketua IFC Aceh, Khairul Fajri menjelaskan, para peserta diminta untuk mulai mengeksekusi sketsa atau moodboard yang telah mereka buat sebelumnya dengan memilih bahan yang sesuai.
“Mereka sudah punya masing-masing 9 design, sudah ada detail drawingnya, warnanya, item fashionnya, kebutuhan bahannya, mereka sudah punya. Kita membawa mereka untuk mini shopping untuk material," ujar Khairul di Ratu Tekstil, Banda Aceh, Minggu (9/6).
Selain memilih kain, peserta juga mendapatkan bimbingan dari Khairul dalam memadukan motif kain wastra (kain tradisional) dengan jenis kain lainnya.
Hal ini penting karena jenis kain yang dibutuhkan cukup beragam, mulai dari bordir, batik, tenun, hingga jenis kain lainnya.
“Para designer ini kadang suka hilang fokus dengan apa yang dia desain ketika dihadapkan dengan materials, keinginannya jadi berubah. Yang kedua, Availability wastra (kain tradisional) di Aceh ini juga cukup sulit," ujarnya.
Muchlisin (21) dan Tasya Aurelia (24), dua peserta kegiatan ini, mengaku sangat bersyukur karena AMANAH memberikan kesempatan pada mereka dan membiayai pembelian kain yang mereka butuhkan untuk memproduksi desain bajunya.
“Untuk pembelian kain ini semuanya dicover oleh AMANAH, kita tinggal pilih saja. Mau bilang terima kasih atas kesempatannya," ungkap Muchlisin.
Sementara itu, Tasya juga menyatakan rasa terima kasihnya karena semua kebutuhannya didukung oleh AMANAH.
Dia juga merasa senang karena masih mendapatkan pembimbingan selama pemilihan kain.