Anggota DPR soal Menlu Retno ditolak Israel: Ini membanggakan!
Menlu berencana terbang ke Kota Ramallah demi melantik Maha Abu-Shusheh.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi melantik Konsul Kehormatan Republik Indonesia untuk Palestina di KBRI Ibu Kota Amman, Yordania, Minggu (13/3) sore waktu setempat. Awalnya Menlu berencana terbang langsung ke Kota Ramallah, Tepi Barat, demi melantik Maha Abu-Shusheh, wanita tokoh masyarakat Palestina yang telah resmi menjadi perwakilan diplomatik RI.
Namun, beberapa jam sebelum helikopter berangkat, Israel yang menguasai jalur udara antara Yordania-Israel tidak menerbitkan izin melintas (over flight) bagi rombongan pemerintah RI maupun Angkatan Udara Yordania yang sedianya mengawal Menlu Retno.
Menanggapi penolakan Israel atas kedatangan perwakilan Indonesia tersebut, anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai hal tersebut justru membanggakan.
"Normal penolakan, bukan menyakitkan tapi konteks ini malah membanggakan, artinya Israel anggap kita terdepan di negara OKI dalam mendorong negara Palestina," kata Tantowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/3).
Politisi Partai Golkar ini meminta agar Indonesia tetap berani dan menjaga komitmen memelihara perdamaian dunia. Maka dari itu dia menegaskan agar negara yang tergabung dalam OKI harus berperan aktif membantu.
"Ini suatu peringatan kepada kita bahwa Israel itu sudah cermati secara seksama, langkah ini tak boleh buat gentar harus jadi titik balik, OKI untuk sering bertemu, untuk mewujudkan resalisasi resolusi agar tidak hanya pernyataan di atas kertas," tuturnya.
Tantowi juga mendapat kabar jika penolakan terhadap Menlu Retno tersebut karena permainan politik satu kaki. Menurutnya informasi tersebut menyebut Indonesia hanya mau berunding dengan Palestina.
"Mereka ngarepin kita, tapi berunding di negara mereka, sama saja ngakuin mereka sebagai negara," pungkasnya.