Anggota JAD Ditangkap di Bali, Dinas Pariwisata Tegaskan Pulau Dewata Aman
Astawa menjelaskan, memang isu-isu soal terorisme sangat sensitif bagi pariwisata Bali.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengimbau para calon wisatawan asing maupun lokal tidak resah dengan tertangkapnya dua anggota yang diduga jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) yang telah ditangkap di wilayah Bali. Astawa menyampaikan bahwa Bali tetap aman karena pihak kepolisian, TNI dan elemen masyarakat Bali tetap solid menjaga keamanan di Pulau Dewata.
"Tidak perlu khawatir Bali masih aman. Karena masyarakat Bali sudah sangat solid," kata Astawa saat dihubungi, Sabtu (12/10).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
Astawa menjelaskan, memang isu-isu soal terorisme sangat sensitif bagi pariwisata Bali. Maka dari itu pihaknya juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan di Pulau Dewata.
"Di pariwisata kan sensitif dengan isu-isu keamanan. Artinya, di dalam penyelenggaraan pengaturan keamanan itu kiranya masyarakat bersama dengan sistema keamanan. Pecalang kita di Desa Adat bersinergi dengan pihak-pihak Kepolisian dan TNI. Itu harapan kita untuk bisa saling mengontrollah. Sehingga tidak mengganggu suasana keamanan bagi turis," harapnya.
"Jadi tetap bersinergi antara komponen masyarakat, pecalang bersinergi dengan pihak kepolisian dan TNI itulah pilar-pilar yang kita harapkan untuk bisa bersama-sama menjaga keamanan Bali," sambung Astawa.
Astawa menuturkan, dengan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya memang perlu sosialisasi bahwa Bali masih aman dengan dibantu oleh pihak kepolisian, TNI dan para petugas Pecalang di Desa Adat.
"Makannya, kita perlu sosialisasi melalui media. Bantu kita, bahwa kepolisian kita maupun masyarakat dan sistem keamanan di Desa Adat itu sangat sigap. Kalau terbukti kan bisa di tangkap itu sebagai bukti bahwa masyarakat kita mengantisipasi dengan baik," ujarnya.
Menurut dia, keamanan di Pulau Bali tentu harus diperhatikan. Karena, ia tidak ingin ada peristiwa kelam tragedi Bom Bali yang pernah terjadi di Bali. Sehingga, perekonomian pariwisata di Bali lumpuh dan bisa jatuh miskin.
"Sebab pengalaman 2002 dan 2005 itu kalau sampai (tidak terurus) kan banyak jatuh miskin. Kita Bali miskin, Jogja ikut miskin, Jepara itu miskin, Lombok (juga). Jadi saya kira tanggung jawab kita semua untuk menjaga keamanan Bali, itu harapan kami," ujarnya.
"Karena, terus terang saja pariwisata Bali untuk Indonesia. Artinya kita mampu menyiapkan tenaga kerja di samping masyarakat Bali dan masyarakat di luar Bali. Mestinya, kebersamaan menjaga keamanan itu bersama-sama," ujar Astawa.(*).
Seperti diberitakan, Detasemen Khusus 88 anti teror telah mengamankan dua orang anggota jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) ditangkap di wilayah Bali.
Keduanya dikabarkan berinisial AT dan ZAI yang ditangkap di wilayah Bali. Sementara Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hengky Widjaja saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.
"Betul telah ditangkap di Bali An. Sdr. AT dan Sdr. ZAI di wilayah Bali," Hengky Widjaja, Jumat (11/10) malam.
Namun Hengky, belum menjelaskan secara rinci penangkapan tersebut kapan dan tempatnya di mana. Ia hanya menjelaskan bahwa keduanya masih dilakukan pendalaman atau pemeriksaan. "Sedang dilakukan pendalaman pemeriksaan," ujar Hengky.
Baca juga:
Densus 88 Antiteror Tangkap 2 Orang di Bali
Densus 88 Amankan Seorang Terduga Teroris di Cengkareng
Geledah Indekos Mahasiswa Terduga Terafiliasi ISIS, Densus 88 Amankan Pisau dan Gotri
Jejak Penusuk Wiranto Selama Diintai Densus 88
Mabes Polri Sebut Polwan Terpapar Radikalisme Aktif Komunikasi dengan JAD Bekasi
Usai Penusukan Wiranto, Polisi Deteksi Kelompok Anarkis di Jatim