Anggota Komisi III DPR minta BNPT beri deadline tangkap Santoso
Negara tidak boleh menyerah dengan aksi terorisme.
Menyerahnya dua orang pengikut teroris Santoso karena kelaparan beberapa hari lalu harus dijadikan momentum untuk mempercepat penangkapan orang paling dicari di Indonesia saat ini. Hampir dapat dipastikan kondisi kelompok Santoso saat ini jauh melemah jika diandingkan satu tahun lalu ketika mereka masih berani melakukan propaganda memamerkan pasukan bersenjata melalui internet.
Hingga saat ini personel gabungan Polisi dan TNI yang tergabung dalam tim Tinombala belum berhasil meringkus Santoso. Santoso sudah menjadi buron sejak setahun lebih diketahui bersembunyi di hutan belantara wilayah Poso.
Anggota Komisi III Sumi Dasco Ahmad mengatakan, BNPT di bawah pimpinan Komjen Tito Karnavian sebagai ujung tombak penanggulangan terorisme harus dapat meringkus Santoso dan kelompoknya hidup atau mati. Bila perlu, kata dia, BNPT tetapkan tenggat waktu alias deadline penangkapan Santoso.
"Memang kondisi hutan pegunungan yang lebat tempat Santoso bersembunyi menjadi hambatan utama, namun Komjen Tito Karnavian yang selama ini kita kenal sebagai orang lapangan, pasti tahu bahwa saat ini adalah kesempatan yang terbaik untuk menangkap Santoso dan kelompoknya yang tersisa," ujar Dasco dalam keterangan tulis, Jakarta, Senin (18/4).
Satu hal yang perlu digaris-bawahi, penagkapan Santoso bukan hanya berarti penegakan hukum terhadap orang per orang. Namun merupakan kampanye yang konkret bahwa saat ini dan dimasa yang akan datang negara tidak akan kalah pada terorisme.
Dengan menangkap Santoso, lanjut Politikus Gerindra ini, BNPT melakukan dua tugasnya yang diatur dalam Inpres Nomor 46 Tahun 2010 secara sekaligus yakni melakukan pencegahan dan penindakan aksi terorisme.
Baca juga:
Polisi pastikan foto teroris Santoso tewas hoax
Kapolri: Kelompok Santoso tadinya gemuk jadi kurus
Mumpung kelaparan, waktunya habisi kelompok Santoso
Kepala BNPT sebut kelompok Santoso lemah karena kelaparan
Jeritan kelaparan anak buah Santoso
Dua anggota Santoso ditangkap, teriak minta makan saat diinterogasi
Kapolri dan Tito Karnavian ke Poso cek pasukan pemburu Santoso
-
Bagaimana Dr. Sardjito membuat ransum TNI? Kecerdikan Sardjito dalam membuat ransum melahirkan inovasi bernama 'Biskuti Sardjito'. Bentuknya yang bulat bisa memberikan energi untuk para tentara ketika di medan perang.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Di mana pemakaman Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto dilaksanakan? Alm Bom Soerjanto dimakamkan dengan cara militer di pemakaman Al-Azhar Memorial, Karawang.
-
Mengapa Dr. Sardjito membuat ransum TNI? Ketika momen Serangan Umum 1 Maret 1949, Sardjito mulai melakukan pembuatan ransum tentara dengan bahan yang sama seperti milik tentara Belanda.
-
Mengapa Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Menurut Ganjar, dengan KTP Sakti nantinya masyarakat dapat mengakses berbagai bantuan pemerintah, hanya dengan kartu Identitas saja."Jaminan-jaminan selama ini ada dengan berbagai identitas satu per satu, sekarang bisa kita satukan dalam satu KTP dan kita sebut satu KTP Sakti,” ujar Ganjar usai silahturahmi Caleg dan Partai pengusung di Perum Graha Puspa Karangpawitan, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12).