Angkasa Pura II Terapkan Smart Digital Airport di 15 Bandara
Konsep ini semakin membuat wisatawan menjadi nyaman. Juga turut memudahkan mobilitas pengunjung bandara. Konsep dasar yang diterapkan adalah smart dan connected. Untuk mendukung hal itu, soft infrastructure dibenahi optimal.
Peningkatan kualitas layanan bandara menjadi perhatian serius PT Angkasa Pura (AP) II. Buktinya, 15 bandara yang dikelolanya telah menerapkan Smart Digital Airport. Konsep ini semakin membuat wisatawan menjadi nyaman. Juga turut memudahkan mobilitas pengunjung bandara.
Konsep dasar yang diterapkan adalah smart dan connected. Untuk mendukung hal itu, soft infrastructure dibenahi optimal. Dimulai dari riil soft infrastructure-nya, connected content, hingga digital community.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Siapa yang terpesona dengan penampilan Indah Permatasari? Banyak yang terpesona dengan penampilan istri komedian Arie Kriting ini.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Di mana asal muasal pelat nomor D di Bandung? Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelat nomor D berasal dari tim pasukan Inggris berkode huruf D yang pernah menguasai daerah ibu kota Priangan.
"Kami terus menyeimbangkan hard infrastructure dan soft infrastructure bandara-bandara di bawah naungan AP II. Soft infrastructure akan diperbaiki menyeluruh. Konsep Smart Digital Airport ini sudah menjadi kebutuhan. Jumlah penumpang dan traffic pesawat tinggi," ungkap Direktur Utama PT AP II Muhammad Awaluddin, Minggu (25/11).
Dengan menguatkan aspek soft infrastructure, ada beberapa sasaran yang dibidik AP II. Mereka secara riil meningkatkan level costumer experience-nya. Sebab, calon penumpang dinilai lebih nyaman dengan konsep melayani sendiri. Soft infrastructure juga diharapkan menaikkan efisiensi pembiayaan, termasuk melahirkan konsep baru berbasis digital.
"Melalui Smart Digital Airport, ada sumber revenue baru bagi AP II. Beragam proses dan aktivitas juga terhubung satu sama lain," terang Awaluddin.
Konsep Smart Digital Airport sebenarnya sudah diterapkan sejak 2016. Namun, konsep ini terus saja digulirkan. Sasarannya tersebar dari sisi udara, pengelolaan operasional gedung terminal, hingga zona pendukung pergerakan penumpang. Untuk platform yang ditawarkan ada 3. AP II ini mengembangkan Indonesia Airport Apps. Aplikasi ini sudah didownload 150 Ribu user dan ditargetkan 1 Juta pada 2019.
Ada juga platform operasi yang mengacu layanan dan komersialisasinya. AP II juga memiliki platform Airport Collaborative Decision Making yang melayani 15 stakeholder. Konsep ini mengakomodir airport operator, air line operator, hingga pemegang otoritas bandara.
"Optimalisasi Smart Digital Airport ini terus dilakukan. Semuanya akan optimal dalam waktu dekat di semua bandara," kata Awaluddin lagi.
AP II juga tetap melanjutkan program revitalisasi bandara. Agenda ini digulirkan di Bandara Soekarno Hatta. Khususnya, Terminal 1 dan 2. Digulirkan selama 3 tahun, program revitalisasi terminal 1 sudah menaikkan kapasitas menjadi 23-24 Juta penumpang. Padahal, di tahun 1985 kapasitasnya hanya 9 Juta.
Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta kini berkapasitas 17-18 Juta penumpang. Jumlahnya sangat kecil pada 1992 dengan kapasitas 9 Juta. Mengalokasikan anggaran Rp3,7 Triliun, revitalisasi 2 terminal lengkap 6 sub terminal Bandara Soekarno Hatta ini masing-masing memberi slot 25 Juta pada 2020. "Pendekatan teknologi ini akan mengintegrasikan smart mobility, security, hingga energi terbarukan," ujarnya.
Mendukung optimalisasi pendanaan, AP II juga menyikapinya dengan penjualan obligasi. AP II telah menerbitkan obligasi senilai Rp3 Triliun pada September. Kebijakan ini sebagai treatment memperkaya perusahaan untuk menyiasati pembiayaan operasional hingga Rp100 Triliun pada 2020. Sebab, jumlah bandara yang dikelola AP II membengkak menjadi 19 hingga 20 bandara pada 2019.
"AP II harus menyikapi pembiayaan, apalagi tahun depan ada penambahan 4 pengelolaan bandara. Pembiayaan menjadi isu yang sangat penting. Untuk itu, menerbitkan obligasi menjadi cara untuk meringankan pembiayaan," jelas Awaluddin lagi.
Mengembangkan pasar, AP II juga melakukan ekspansi pasar ke Filipina pada 2019. Kerjasama strategis ini untuk mengoptimalkan pengembangan bisnis organik AP II.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menerangkan, AP II banyak melakukan lompatan besar. Pengembangan konsep Smart Digital Airport pada seluruh bandara di bawah AP II menjadi sinyal positif pariwisata.
"Penerapan Smart Digital Airport di banyak bandara sangat dibutuhkan. Sebab, para penumpang ini membutuhkan kemudahan sistem karena mereka memakai konsep digital juga. Yang jelas, penerapan Smart Digital Airport akan memudahkan mobilisasi wisatawan," tuturnya.
Baca juga:
Yes, GenPI Halbar Luncurkan Destinasi Digital Pasar Teluk
Melalui Jurnalisme Ramah Pariwisata, SMSI Dukung Program Kemenpar
Keren, Rossa Raih Penghargaan di Big Apple Music Award 2018
Menyambangi Sejumlah Negara, Brand Wonderful Indonesia semakin Mendunia
Indonesia Incorporated, Menlu Retno Panggil Menpar dengan Wonderful Yahya
Sinergi dengan SMSI, Giliran Semarang Gelar FGD Jurnalisme Ramah Pariwisata