Anies Baswedan Tak Sepakat dengan Jokowi, Banjir Bukan Karena Sampah
"Jadi dengan cara seperti itu Insya Allah (banjir teratasi), tapi itu semua kan kewenangannya di pusat yah, jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," jawab Anies.
Presiden Jokowi menyebut salah satu penyebab banjir di Jakarta pada tahun baru 2020 disebabkan oleh sampah. Namun, Gubernur DKI Anies Baswedan punya pandangan yang berbeda.
"Halim itu setahu saya enggak banyak sampah. Tapi bandaranya kemarin tidak bisa berfungsi, apakah ada sampah di bandara? Rasanya tidak," tampik Anies usai meninjau Kampung Pulo, Jakarta, Kamis (2/1).
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Siapa yang berharap Anies bisa bertemu dengan Jokowi? Sebelumnya, anggota tim delapan Koalisi Perubahan Sudirman Said berharap Bakal Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
Anies menegaskan, masalah banjir di Jakarta tidak bisa diurut per variabel saja. Menurut dia, ada cakupan lebih kompleks yang harus disikapi bersama secara menyeluruh.
"Kita harus cek lagi, kita kumpulkan data lengkap lalu berbicara objektif. Apa saja faktor berkontribusi, karena kontributornya bervariasi bukan single variable, ini multiple variable," jelas Anies.
Karenanya Anies enggan sepaham bila hanya menyebut sampah sebagai penyebab banjir di Jakarta. Namun demikian, Anies menyatakan saat ini bukan waktunya memperdebatkan soal penyebab.
Mantan Mendikbud ini menegaskan, faktor lebih utama saat ini adalah bagaimana cara menyelamatkan warga dan membuat mereka aman dan nyaman kembali ke rumahnya seperti sediakala.
"Saya selalu katakan, kita fokus pada penyelamatan warga, fokus di evakuasi warga. Kemudian Jakarta fokus pada rehabilitasi seluruh fasilitas umum," tutup Anies.
Pengendalian Banjir Wewenang Pusat
Anies menambahkan, faktor penyebab banjir bukan sekadar soal normalisasi sungai. Menurut Anies, faktanya seperti terjadi di wilayah Kampung Pulo yang masih terdampak banjir hebat kemarin.
"Di sini (wilayah Kampung Pulo) memang sudah dilakukan normalisasi dan faktanya masih tetap terjadi banjir, karena itu memang dalam jangka panjang kita harus melihat penyelesaiannya secara lebih komprehensif," kata Anies.
Anies berpandangan, demi mengantisipasi banjir wajib memiliki pengendalian air di kawasan hulu dengan membangun dam, waduk, dan embung. Sehingga ada kolam retensi untuk mengontrol dan mengendalikan volume air yang bergerak ke arah hilir.
"Jadi dengan cara seperti itu Insya Allah (banjir teratasi), tapi itu semua kan kewenangannya di pusat yah, jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," jawab Anies.
Kendati untuk saat ini, Anies menegaskan, fokus di pihak Pemerintah Provinsi Jakarta adalah untuk memastikan keselamatan warga ibu kota yang terdampak banjir lebih dulu.
"Fokus kami memastikan keselamatan warga, bahwa pelayanan terjamin dan bagi semua warga yang terdampak kita akan bantu sebisa mungkin," Anies menandasi.
Sebelumnya, Menurut Presiden Jokowi banjir di Jakarta disebabkan banyak faktor. Seperti faktor alam hingga ulah tangan manusia.
"Ada disebabkan kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada, tapi juga ada memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-mana," kata dia di BEI, Jakarta, Kamis 2 Januari 2020.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)