Anies minta Waseso buktikan pernah kirim buku bahaya narkoba
Anies Baswedan meminta Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso membuktikan ucapannya soal buku bahaya narkoba. Saat masih menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan, dia mengaku tak pernah menerima buku tersebut untuk dimasukkan dalam kurikulum.
Anies Baswedan meminta Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso membuktikan ucapannya soal buku bahaya narkoba. Saat masih menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan, dia mengaku tak pernah menerima buku tersebut untuk dimasukkan dalam kurikulum.
"Baru tahu saya, baiknya kalau kayak gitu ini pemerintahan ya, bukan obrolan warung kopi. Pemerintahan itu kalau melakukan sesuatu didokumentasi, kemudian jadikan langkah untuk buat kebijakan jadi silakan beliau (Waseso) menunjukkan kirimnya kapan, surat apa isinya," kata Anies usai salat di Masjid Raya Al-Ittihaad, Tebet, Jumat (28/10).
Dia mengatakan agar hal itu tidak menjadi polemik Waseso harus bisa membuktikan ucapannya. Mantan rektor Paramadina untuk merasa tidak pernah membahas soal bahaya narkoba yang sudah masuk ke sekolah.
"Yang harus menunjukkan beliau bukan saya karena yang mengatakan beliau. Jadi anda meminta beliau menunjukan kapan, apa isi suratnya, nanti kita lihat tapi kalau obrolan enggak ada," tutur calon gubernur DKI itu.
Dia merasa heran tiba-tiba muncul isu seperti itu, padahal selama ini hubungannya dengan jenderal bintang tiga tak pernah ada masalah. "Saya juga agak heran, ya heran saja kita enggak pernah ada apa-apa, baik-baik aja sama Pak Budi Waseso, tahu-tahu ada ini. Saya bolehkan heran," tandasnya.
Sebelumnya, Waseso mengaku pernah mengajukan program sosialisasi bahaya narkoba lewat kurikulum SD, SMP, SMA, namun tak direalisasikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat dijabat Anies Baswedan.
"Sudah jadi semenjak saya tiga bulan jadi kepala BNN dan sudah saya serahkan pada menteri pendidikan lama (Anies Baswedan) dan Menteri PMK (Puan Maharani), tapi 2016 tidak masuk kurikulum," kata Buwas saat acara diskusi di Kantor Staf Presiden Jakarta, Rabu (26/10).
Waseso menyampaikan itu dalam diskusi capaian dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bidang politik, hukum dan keamanan. Hadir Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Menko Polhukam Wiranto, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Kepala BNN Buwas dan Kepala BNPT Suhardi Alius.
Tetapi hari ini Waseso membantah bila dirinya menyerang cagub DKI Anies Baswedan soal kurikulum pencegahan narkoba saat Anies masih menjabat sebagai menteri. Menurut Waseso, kurikulum yang dia maksud hanya sebatas usulan.
"Bukan, saya bukan nyerang siapapun apalagi Pak Anies. Tapi saya menyampaikan program itu masih saya harapkan masih bisa jalan. Karena apa, kalau dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran maka secara dini sudah dapat dipahami tentang narkoba dan bahayanya," terang Waseso di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (28/10).
Mantan Kabareskrim itu menegaskan dirinya tidak bermaksud untuk menyerang cagub Anies yang saat ini tengah menjalani masa kampanye Pilgub DKI.
"Tapi ini tidak ada hubungannya dengan masalah pilkada DKI. Nanti saya dikira ada kepentingan sama menyerang Anies Baswedan. Tapi ini sampaikan sebagai pencapaian BNN selama 2 tahun. Jadi jangan sampai hal itu dimasukkan ke dalam hal-hal politik," tegas Buwas.
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Siapa yang diminta Budi Waseso untuk mencabut aturan Pramuka? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Kapan program KBNS digagas oleh Presiden Soeharto? Salah satu kebijakan industrialisasi sektor usaha otomotif ala Presiden Soeharto adalah program Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) pada 1970-an.
Baca juga:
Hadir di masjid serukan demo tanggal 4 November, ini kata Anies
Salat Jumat di Tebet, Anies Baswedan jadi rebutan selfie warga
Buwas bantah serang Anies Baswedan soal kurikulum pencegahan narkoba
Kepala BNN mengaku programnya tak direalisasikan Anies
Soal pengalaman, Anies Baswedan sindir pedas Agus Yudhoyono