Anjing pelacak dilarang masuk Semeru cari pendaki Swiss yang hilang
Anjing pelacak dikhawatirkan membawa virus penyakit dapat menular ke satwa liar yang ada di Gunung Semeru.
Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melarang pencarian pendaki asal Swiss yang hilang di Gunung Semeru dengan menggunakan anjing pelacak, sebab dinilai dapat mengganggu kawasan konservasi dan satwa yang berada di taman nasional setempat.
"Pihak Konsulat Kehormatan Swiss menawarkan pencarian pendaki yang hilang dengan menggunakan anjing pelacak, namun kami tolak dengan memberikan sejumlah alasan yang berkaitan dengan kawasan konservasi," kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Budi Mulyanto di Lumajang, Jawa Timur, Senin (20/6).
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Bagaimana tinggi kolom letusan Gunung Semeru? Tinggi Letusan Menurutnya, tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak Semeru atau sekitar 4..476 meter di atas permukaan laut.
-
Siapa pendaki yang hilang di Gunung Semeru? Delapan tahun lalu, atau tepatnya tanggal 3 Juni 2016, seorang pendaki asal Swiss, Lionel Du Creaux dinyatakan hilang di Gunung Semeru.
-
Kenapa pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup? Keputusan tersebut dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan sehingga dapat mengancam keselamatan pendaki.
-
Di mana saja tempat-tempat angker di Gunung Slamet? Gunung Slamet memiliki reputasi sebagai tempat angker dengan beberapa lokasi yang terkenal menyeramkan, termasuk Pos 2, Pos 9, dan Pasar Setan di Pelawangan.
Menurutnya, beberapa alasan larangan pencarian dengan menggunakan anjing pelacak yakni dikhawatirkan anjing tersebut membawa virus penyakit yang dapat menular ke satwa liar yang dilindungi di dalam kawasan TNBTS.
"Selain itu, suara gonggongan anjing pelacak dikhawatirkan mengganggu satwa liar yang berada di kawasan konservasi, sehingga tidak diperkenankan menggunakan anjing pelacak untuk pencarian survivor Semeru itu," tegas Budi.
Pencarian pendaki di kawasan hutan konservasi, lanjut dia, sudah dilakukan semaksimal mungkin selama 10 hari dan pencarian di kawasan konservasi harus mematuhi sejumlah aturan yang harus dilakukan demi menjaga ekosistem kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
"Kami sudah menyampaikan alasan kawasan konservasi kepada pihak Konsul Swiss dan mereka sangat menghormati aturan itu, sehingga tidak akan dilakukan pencarian dengan anjing pelacak di Gunung Semeru," tandasnya.
Pencarian terbuka pendaki yang hilang (survivor) Semeru sempat dihentikan pada Sabtu (18/6) sore, namun diperpanjang lagi selama tujuh hari ke depan sesuai dengan permintaan pihak keluarga melalui Konsul Swiss di Surabaya, sehingga pencarian survivor tetap dilanjutkan hingga Sabtu (25/6).
Sementara itu Kepala Basarnas Jatim M. Arifin mengatakan pencarian dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) tidak efektif dilakukan di jalur pendakian Gunung Semeru yang sering tertutup kabut.
"Berdasarkan hasil evaluasi pencarian dari udara dengan menggunakan drone tidak efektif karena banyak pohon tinggi yang menghalangi kamera pesawat untuk menemukan survivor, kadang-kadang cuaca buruk berkabut, sehingga tidak banyak membantu dalam melakukan pendaki asal Swiss itu," katanya seperti dilansir dari Antara.
Untuk itu, lanjut dia, pesawat tanpa awak ditarik kembali dan dilakukan perawatan, sehingga pencarian tetap dilakukan dengan jalur darat melalui tim SAR yang akan membantu pencarian di jalur pendakian gunung api tertinggi Pulau Jawa itu.
Sebelumnya seorang pendaki asal Swiss bernama Lionel Du Creaux (26) dinyatakan hilang saat mendaki secara ilegal di jalur pendakian Gunung Semeru, dan laporan hilangnya pendaki tersebut baru dilaporkan rekannya Alice Guignard kepada petugas Resort di Pos Ranu Pani TNBTS pada 7 Juni 2016.
(mdk/cob)