Ansyaad Mbai : Indonesia jadi rujukan penanganan terorisme
Menurutnya, penanganan terorisme di Indonesia telah sesuai dengan standar internasional.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai menilai, penanganan terorisme di Indonesia, lebih lembut jika dibandingkan dengan negara lain. Di Indonesia, dari sekitar 900 pelaku teror yang telah ditangkap sejak tahun 2002, hanya 90 di antaranya yang ditembak. Sementara di negara lain seperti Amerika hampir 100 persen pelaku terorisme ditembak.
"Amerika itu negara yang selalu menyuarakan tentang penegakan Hak Asasi Manusia (HAM). Tetapi di Indonesia, selama ini, jika ada teroris yang ditembak oleh Densus 88 Antiteror pasti dikatakan pelanggaran HAM," ujar Mbai kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Rabu (26/6),
Mbai berkilah, penanganan terorisme di Indonesia telah sesuai dengan standar internasional. Sementara, jika ada anggota polisi yang meninggal akibat ulah teroris tidak pernah ada pembelaan terkait HAM.
"Densus itu kadang juga diperlakukan tidak adil. Densus itu hadir karena kebrutalan teroris dan terorisme harus diungkap sampai akar-akarnya," ucapnya.
Mbai menambahkan, apa yang telah dilakukan Indonesia terkait penanggulangan terorisme tersebut, telah diakui internasional. Bahkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah merekomendasikan Indonesia sebagai tempat belajar penanggulangan terorisme dan menjadi model penanggulangan terorisme internasional.
"Buktinya minggu lalu, Pemerintah Nigeria datang ke Indonesia khusus untuk belajar penanganan masalah terorisme atas rekomendasi dari PBB," jelas Mbai.