Antisipasi Dampak Erupsi Merapi, Warga Boyolali Galakkan Ronda Malam
Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta membuat masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Mereka menggalakkan ronda malam secara bergiliran. Hal tersebut untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.
Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta membuat masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Mereka menggalakkan ronda malam secara bergiliran. Hal tersebut untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.
Seperti yang dilakukan warga di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Di setiap RT desa tersebut masyarakat dengan kesadaran pribadi melakukan ronda malam. Kegiatan tersebut bahkan sudah dilakukan sejak lama. Seperti disampaikan Kepala Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Tumar kepada wartawan, Jumat (10/7).
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
"Dalam 10 hari terakhir ini warga memang sering merasakan adanya lindu (gempa kecil). Mungkin ini dampak aktivitas Gunung Merapi. Kita galakkan lagi ronda malam, untuk berjaga-jaga," katanya.
Kendati harus meningkatkan kewaspadaan, Tumar mengaku warga tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Selain bertani atau berladang, kebanyakan warga juga beternak sapi. Tumar menambahkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait mitigasi Gunung Merapi. Pasalnya Desa Jrakah hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi.
"Kami juga mengimbau kepada para tokoh masyarakat, pengurus RT dan RW agar ikut menyosialisasikan kondisi Merapi saat ini yang rawan erupsi," katanya.
"Kami juga sudah meminta RT, RW mengimbau warga untuk melaksanakan ronda malam, meminta masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk dievakuasi jika ada erupsi Merapi," katanya lagi.
Tumar menambahkan, Desa Jrakah termasuk kawasan rawan bencana (KRB) III. Beberapa wilayah yang rawan di antaranya Dukuh Sepi, Kajor, Tosari, Jarak, dan sebagian Dukuh Jrakah yang jaraknya sekitar 3,5 hingga 4 kilometer dari puncak Merapi.
"Kalau tiba-tiba terjadi erupsi Merapi warga Jrakah diarahkan melalui program Desa Persaudaraan. Mereka akan dievakuasi di Desa Karanggeneng, Boyolali Kota," tandasnya.
Menurut dia, setiap terjadi bencana erupsi, masyarakat Jrakah akan berkomunikasi dengan warga Karanggeneng dan pemerintahan desa setempat sebagai tempat pengungsian mereka.
"Kami sudah melakukan pendataan kendaraan persiapan transportasi untuk evakuasi warga menuju ke daerah aman bencana. Jadi kendaraan roda empat di setiap RT sudah didata dan titik kumpul juga sudah ditentukan. Warga sudah pengalaman dari kejadian erupsi tahun-tahun sebelumnya," kata Tumar.
Tumar menambahkan, saat ini jumlah penduduk di Desa Jrakah sebanyak 4.430 jiwa, ternak sapi 824 ekor dan kambing 254 ekor. Jika terjadi erupsi, warga menuju titik kumpul masing-masing RT RW untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Baca juga:
Jarak Aman 3 Km, Karakter Erupsi Gunung Merapi Saat Ini Mirip 2006
Mengunjungi Museum Sisa Hartaku, Saksi Bisu Letusan Besar Merapi 2010
Sikapi Gunung Merapi, Sultan HB X Minta Masyarakat Tidak Panik
Meski 'Membengkak', Status Gunung Merapi Tetap Waspada
Gunung Merapi Sedang 'Membengkak', BNPB Koordinasi dengan Bupati Sleman
Ganjar Sebut Perut Gunung Merapi Sedang 'Membengkak'