Antisipasi permainan harga, Gubernur NTT sidak pasar
Harga beberapa komoditas terus merangkak naik.
Untuk mengendalikan kenaikan harga bahan pokok di pasar saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri, tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Nusa Tenggara Timur melakukan inspeksi mendadak memantau harga, di beberapa pasar tradisional di Kota Kupang, Rabu (8/6).
Dari hasil pantauan di pasar tradisional Oeba, Kupang, terdapat beberapa bahan pokok dinilai tidak mengalami kenaikan harga.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, yang memimpin pemantauan mengatakan, ada beberapa komoditi mengalami sedikit kenaikan harga. Namun, dianggap tidak begitu signifikan. Dia meyakini hal itu diakibatkan oleh para penyuplai, bukan permainan.
"Kami ke sini untuk melihat pasar, memantau harga pasar, rata-rata tidak signifikan naiknya. Beras malah turun, bawang merah turun, telur juga tidak naik. Sementara daging masih berkisar antara Rp 80 ribu, Rp 85 ribu, sampai Rp 90 ribu," kata Frans.
Berbeda dengan hasil pemantauan TPID NTT, pengakuan para pedagang menyatakan harga mulai melonjak drastis.
Telur ayam misalnya. Harga sebelum memasuki Ramadan berkisar dari Rp 30 ribu hingga Rp 49 ribu per rak. Kini naik menjadi Rp 50 ribu per rak, dan akan diberlakukan oleh pedagang mulai Kamis (9/6) besok.
"Sebelum-sebelumnya, sekarang tambah naik. Besok su mulai naik Rp 50 ribu per rak. Kemarin kan Rp 49 ribu," kata salah satu pedagang telur di pasar Oeba, Nur.
Selain telur ayam, bawang putih pun mengalami kenaikan harga. Sebelumnya berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 50 ribu per kilogramnya.
Guna mengantisipasi lonjakan lebih drastis, para pedagang diminta tidak bermain harga menjelang Idul Fitri mendatang.