Apakah LGBT Indonesia juga menginginkan pernikahan sejenis?
Kendati mengundang kontroversi, keberadaan kalangan minoritas seksual itu tak bisa diabaikan di Indonesia.
Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, sering disingkat LGBT. Kendati mengundang kontroversi, keberadaan kalangan minoritas seksual itu tak bisa diabaikan di Indonesia.
Warga LGBT selalu ada dan menghidupi republik ini, dengan atau tanpa diperhatikan oleh mayoritas warga yang heteroseksual. Sejarah mencatat sejak 1920-an, komunitas homoseksual sudah bermunculan di kota-kota besar Hindia Belanda. Pada Orde Baru, eksistensi mereka semakin kentara berkat kehadiran organisasi seperti GAYa Nusantara maupun Arus Pelangi.
-
Apa yang dimaksud dengan LGBTQ? LGBTQ adalah singkatan dari Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer. Ini merupakan sebuah kelompok atau komunitas yang mengarah pada jenis identitas seksual selain heteroseksual.
-
Kenapa penting untuk memahami LGBTQ? Penting bagi masyarakat untuk mnegedukasi diri sendiri terkait isu LGBTQ yang ada di masyarakat. . Dengan pemahaman ini, diharapkan setiap masyarakat bisa bijak dalam bersikap terhadap kelompok LGBTQ.
-
Bagaimana istilah LGBTQ digunakan untuk mengakui dan menghormati keragaman? LGBTQ digunakan untuk mengakui dan menghormati keragaman identitas gender dan orientasi seksual, serta untuk memperjuangkan hak-hak, penerimaan, dan kesetaraan bagi individu-individu dalam kelompok ini.
-
Kenapa karmin kontroversial? Meskipun dibuat dari bahan alami, namun pewarna karmin tidak lepas dari kontroversi.
-
Apa itu gender dysphoria? Gender dysphoria mengacu pada perasaan tertekan dan ketidaknyamanan yang dialami seseorang ketika jenis kelamin yang ditetapkan tidak sesuai dengan identitas gender yang mereka miliki.
-
Apa itu konflik pribadi? Konflik pribadi adalah pertentangan atau ketegangan yang terjadi antar individu.
Pekan lalu, selepas Mahkamah Agung Amerika Serikat mengesahkan pernikahan sejenis di seluruh negara bagian, diskusi tentang hak-hak LGBT kembali marak di Indonesia.
Salah satu pemicunya adalah semarak foto berlatar pelangi di Facebook, tanda dukungan pada kebijakan legalisasi pernikahan sejenis. Berkat gambar itu, publik Indonesia terdorong membicarakan isu ini secara terbuka, baik yang pro maupun kontra.
Pihak yang pro meyakini LGBT sedunia harus turut bergembira melihat situasi di AS. Ini sekaligus momentum untuk menuntut Indonesia semakin ramah pada kaum penyuka sesama jenis.
Memang, status homoseksualitas sebagai gangguan jiwa sudah dihapus dari daftar Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi II tahun 1983 (PPDGJ II) dan PPDGJ III (1993) yang dirilis oleh Departemen Kesehatan. Selain itu, UU Pidana Indonesia juga relatif lebih toleran bagi LGBT, dibanding negara mayoritas muslim lainnya. Tapi nyatanya, sepanjang 2014, survei Lembaga Arus Pelangi menunjukkan bahwa LGBT di Tanah Air masih rutin mengalami kekerasan.
Sebanyak 79,1 persen responden mengaku menerima kekerasan psikis, 46,3 persen dalam bentuk kekerasan fisik, hingga 45,1 persen dalam bentuk kekerasan seksual. Lebih dari itu, kelompok yang kontra rupanya bersuara tak kalah keras melihat kampanye #LoveWins dan gambar pelangi di jejaring sosial tempo hari.
Mereka meyakini pernikahan hanya untuk manusia heteroseksual, dan karena menyangkut pertumbuhan populasi, maka itulah alasan negara terlibat mengaturnya.
Dengan momentum wacana LGBT yang sedang ramai di masyarakat, merdeka.com merasa perlu terlibat membicarakan isu ini. Dalam laporan tematik hari ini, Minggu (5/7), kami berusaha memberi ruang bagi kalangan LGBT Indonesia menjelaskan orientasi aktivismenya. Hendak ke mana sebanarnya arah perjuangan kelompok LGBT Indonesia?
Apakah melegalkan pernikahan sejenis di Indonesia jadi tujuan mereka, seperti rekan-rekan LGBT di AS? Apa tantangan dan aspirasi LGBT di Tanah Air?
merdeka.com sekaligus menyuguhkan angle lain seputar warna-warni kehidupan kaum penyuka sesama jenis di Indonesia. Mulai dari upaya mengadopsi anak, berjuang di medan politik melawan tekanan kelompok radikal, termasuk memuat cerita menarik aliansi para waria bersama mantan Gubernur DKI Ali Sadikin.
Eksistensi kaum Bissu di Sulawesi Selatan yang dihormati, walaupun mereka berstatus transgender, turut kami angkat untuk memperkaya laporan ini.
Selamat membaca!
Baca juga:
LGBT Indonesia yang sukses dan bangga dengan identitas seksualnya
Radikalisme agama tak surutkan eksistensi LGBT
LGBT Indonesia ingin menuju pernikahan sejenis seperti di AS?
Kaum Bissu Sulsel, LGBT paling dihormati di Indonesia
Kaum LGBT dihambat adopsi anak di Indonesia