Aparat gagalkan penyelundupan gula Malaysia & daging anoa India
150 Kilogram gula pasir itu dimuat dalam 3 karung berukuran 50 kilogram dibawa dengan sepeda motor
Kepolisian di perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dengan Malaysia, Selasa (26/7), berhasil menggagalkan penyelundupan 150 kilogram gula pasir asal Malaysia. 150 Kilogram gula pasir itu dimuat dalam 3 karung berukuran 50 kilogram, menggunakan sepeda motor.
Selain gula pasir, petugas juga mengamankan daging anoa dari India, yang belakangan memang belum terbebas dari penyakit mulut dan kuku, hingga elpiji ukuran 12 kilogram dari Malaysia.
"Gula pasir yang dibawa masuk ke Indonesia menggunakan karung itu modus baru. Ini hasil kerjasama Polri patroli bersama dengan kepolisian Malaysia di perbatasan," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Barat, Kombes Pol Suhadi SW, kepada wartawan di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (26/7).
Selain kepolisian kedua negara, pemeriksaan kendaraan yang melintas dan pemeriksaan tapal batas kedua negara juga dilakukan bersama aparat TNI. Hal ini sebagai upaya untuk mengantisipasi masuknya teroris ke Kalimantan Barat melalui jalur darat.
Selain Entikong, kawasan perbatasan yang menjadi perhatian serius dan diinstruksikan untuk memperketat perbatasan adalah Jagoi Babang di Bengkayang, Badau di Kapuas Hulu, Senaning di Sintang, Paloh dan Sajingan.
"Ini sesuai dengan perintah Pak Kapolda Kalbar (Brigjend Musyafak), yang menginstruksikan Kapolres dan Kapolsek di perbatasan, untuk memperketat pengawasan, mengantisipasi barang illegal," jelasnya.
Dijelaskan Suhadi, per tanggal 26 Juli 2016, Polres Kapuas Hulu melaporkan jumlah warga Indonesia, yang masuk ke Sarawak Malaysia melalui perbatasan menggunakan pasport berjumlah 34 laki-laki dan 13 perempuan. Sedangkan yang kembali ke Kalbar, 14 laki-laki dan 9 perempuan, di mana yang memegang pasport hanya 2 orang.
Di Badau, Kapuas Hulu, mereka yang ke Malaysia menggunakan pasport berjumlah 7 orang, dan yang berangkat ke Malaysia menggunakan pas lintas batas berjumlah 29 orang, dan yang kembali hanya 1 orang.
"Melihat arus barang, orang dan kendaraan, terlihat banyak WNI yang ke Malaysia, dibanding arus lalu lintas dari Malaysia ke Kalbar," demikian Suhadi.