Apotek Narkoba Kampung Bahari Sewakan Bong Rp5 Ribu, Pembeli Diharuskan Pakai Sabu di Lokasi
Polres Metro Jakarta Utara masih mendalami hasil penggerebekan dari Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (13/7) lalu.
Polres Metro Jakarta Utara masih mendalami hasil penggerebekan dari Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (13/7) lalu. Mereka memburu penyedia tempat dan alat isap sabu untuk para pecandu memakai narkoba di lokasi itu.
- Siapa Pemilik 'Apotek' Narkoba di Kampung Bahari? Ini Penjelasan Polisi
- Fakta 'Apotek' Narkoba di Kampung Bahari, Ada Kasur dan AC untuk Fasilitasi Pemakai Sabu
- Rio Reifan Jalani Pemeriksaan Kesehatan Setelah Ditangkap karena Narkoba yang Kelima Kali
- Begini Cara ODGJ Berikan Hak Suara pada Pemilu 2024: Minum Obat Dulu Sebelum Nyoblos
Apotek Narkoba Kampung Bahari Sewakan Bong Rp5 Ribu, Pembeli Diharuskan Pakai Sabu di Lokasi
"Ya kita sudah petakan untuk penyedia rumahnya, kemudian alatnya sekalian dia menjual," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (15/7).
Berdasarkan penyelidikan, ada pihak yang menyediakan narkoba hingga lokasi dan alat untuk mengonsumsinya. Karakter dari peredaran narkotika di Kampung Bahari memang mewajibkan memakai barang haram di lokasi.
"Memang kan di situ karakternya digunakan di tempat,” ujarnya.
Karena faktor itulah, lanjut Gidion, saat penggerebekan ditemukan tempat yang disebut dengan "apotek" turut menyewakan alat bong untuk mengisap sabu seharga Rp5 ribu. "Sekalian menjual sekalian menggunakan di situ," tuturnya.
Para pengedar narkoba di lokasi itu terdeteksi menggunakan drone untuk mengawasi pergerakan petugas ketika hendak menggerebek lokasi.
"Jadi kalau kita datang melakukan penegakan hukum, diantisipasinya menggunakan itu, drone untuk melihat posisi kita juga. Tapi kan setiap modus kan berkembang dan kita siasati dengan strategi-strategi yang baru," jelasnya.
Ada Sewa Alat Bong sampai Drone
Sebelumnya, Kepolisian kembali menggerebek Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang merupakan salah satu kampung pengedar narkoba.
Pada saat penggerebekan ada sebuah bangunan bedeng yang disebut sebagai "apotek".
Bukan sembarang apotek, bangunan tersebut merupakan tempat untuk para pelaku yang ingin mengonsumsi narkoba. Lokasi itu dilengkapi kasur lipat, AC, hingga CCTV.
"Modusnya ada yang dikirim, ada yang dari data, dari ini ada bong, indikasinya sepertinya digunakan di tempat kemudian paket kecil," ujar Gidion, Minggu (14/7).
Di bangunan itu juga tertera sebuah nomor rekening bank yang diduga sebagai transaksi calon pembeli dengan salah seorang pengedar.
Tidak hanya sampai situ, di dalam "apotek" Kampung Bahari itu juga disediakan alat isap alias bong untuk jasa sewanya. Beberapa aturan juga terselipkan seperti "DILARANG MAIN HP", "SEWA ALAT RP 5.000 OKE", "BAYAR DULU BOS Kuh!!!", "AKU TAHU TAPI AKU DIAM".
Dari hasil penggerebekan itu, polisi mengamankan 31 orang yang diduga terlibat penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan tersebut dalam rangka menyukseskan Operasi Nila Jaya 2024. Kemudian, petugas juga mengamankan sebuah drone dari penggerebekan tersebut.
Selain drone, polisi juga mengamankan kamera Closed Circuit Television (CCTV) hingga televisi yang diduga untuk memantau pergerakan anggota Kepolisian. Ada juga alat isap atau bong, timbangan, hingga klip bekas pakai narkoba.