ASI Mengandung Antibodi Tinggi, Pasien Positif Covid-19 Tetap Boleh Menyusui
Sementara itu, Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi menyebutkan, ibu menyusui yang terkonfirmasi positif Covid-19 tetap bisa memberikan ASI eksklusif untuk buah hatinya. Dia menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian, ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.
Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi mengatakan ibu menyusui harus mendapatkan dukungan moral dan spiritual maupun kebijakan di tengah pandemi Covid-19. Mereka diharapkan tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
"Menyusui secara signifikan mampu meningkatkan derajat kesehatan, perlindungan, maupun kesejahteraan untuk ibu, bayi maupun keluarga," ungkap Kartini dalam keterangan pers, Jumat (6/8).
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Apa itu kutu air? Kutu air dapat dikenal juga sebagai tinea pedis atau athlete’s foot. Ini merupakan suatu infeksi jamur menular yang umumnya muncul di kulit kaki. Terutama pada sela-sela jari-jari kaki.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Apa keunikan dari Air Terjun Aek Mertua di Pekanbaru? Air terjun ini sayang untuk dilewatkan karena terdapat tiga tingkatan. Di setiap tingkatannya memiliki ukuran dan ketinggian yang berbeda-beda.
-
Apa yang menjadi keunikan dari Air Terjun Temburun? Air Terjun Temburun rupanya memiliki keunikan tersendiri, yaitu terdapat 7 tingakatan air terjun yang indah. Selain itu, debit airnya juga tidak pernah berkurang bahkan selalu deras meskipun musim kemarau.
-
Kapan Air Rumi lahir? Air Rumi, anak dari pasangan Irish Bella dan Ammar Zonni lahir pada 17 September 2020.
Sementara itu, Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi menyebutkan, ibu menyusui yang terkonfirmasi positif Covid-19 tetap bisa memberikan ASI eksklusif untuk buah hatinya. Dia menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian, ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.
"Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI-nya mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dan lain-lain yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas Covid-19 kepada bayinya," kata Wiyarni.
Dia menambahkan, antivitas antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik dalam air susu penyintas COVID-19 mampu bertahan selama 7-10 bulan pasca infeksi.
Peningkatan kekebalan tubuh kata dia juga ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19. Bahkan, kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari pasca penyuntikan pertama.
"Pada ibu yang telah vaksinasi Covid-19 ditemukan kadar antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pascavaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6," ungkapnya.
Dalam dua kondisi tersebut, pihaknya berharap agar dukungan dan semangat diberikan kepada ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya terus digalakkan, terutama saat pandemi Covid-19. Sebab, selain sebagai sumber makanan utama, ASI juga penting untuk melindungi bayi dari paparan Covid-19.
Satgas Covid-19 IDAI mencatat hingga akhir Juli 2021 sebanyak 447 anak berusia di bawah 1 tahun meninggal akibat Covid-19. Sebanyak 16% di antaranya adalah bayi baru lahir.
Oleh karenanya, aktivitas menyusui tidak boleh terputus kendati ibu menyusui adalah kontak erat maupun telah terkonfirmasi positif Covid-19. ASI dapat langsung diberikan dengan tetap melakukan protokol kesehatan ketat dan tidak mengalami gejala yang berat. Apabila seorang ibu merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menyusui langsung, maka bayi dapat diberikan ASI perah (ASIP) baik oleh ibu maupun anggota keluarga yang lain.
"Menyusui tidak boleh terputus apapun status ibu. Apabila kondisinya tidak memungkinkan, ibu yang positif dan dirawat harus didukung agar bisa memerah ASI. Jika ibu masih kuat, lanjutkan dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19," pesannya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Entos Zainal menekankan dalam situasi sekarang ini, pihaknya bersama Kementerian Kesehatan, Pemda, maupun organisasi nonpemerintah aktif memberikan edukasi melalui talkshow. Mereka juga menurunkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dan pendampingan langsung kepada masyarakat serta menyediakan layanan telekonsultasi untuk memantau kesehatan ibu dan anak.
"Dalam situasi sekarang ini, dukungan yang kami berikan untuk meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam memberikan ASI. Karena gangguan psikis bisa mengurangi produksi ASI. Jadi kami dorong kader-kader agar tingkatkan kepercayaan ibu, jadi suasana kebatinannya kita perhatikan betul," ungkapnya.
Baca juga:
Kemenkes: Ibu Positif Covid-19 Diperbolehkan untuk Menyusui
Pekan ASI Sedunia, Relawan Edukasi Kesehatan Ibu Menyusui Penyintas Covid-19
Ibu Aman Menyusui Anak Meski Positif Covid-19, Begini Penjelasan Pakar Nutrisi
Manfaat Sari Kurma untuk Ibu Menyusui dan Bayinya, Ketahui Kandungan Nutrisi
Langkah Pemberian Asi Pada Bayi Bagi Ibu Positif Covid-19
Cara Mengatasi Bayi Rewel di Malam Hari beserta Penyebabnya, Bunda Wajib Tahu