Asisten SDM Kapolri Kecewa Brimob Lepas Tembakan di Objek Wisata Sulbar
Eko menegaskan, penggunaan senjata api secara sembarangan sangatlah dilarang.
Asisten SDM Kapolri Irjen Eko Indra Heri mengaku kecewa dengan ulah anggota Brimob di Polewali Mandar yang melepaskan tembakan di kawasan objek wisata Salu Pajaan, Binuang, Sulawesi Barat. Dia menyesalkan adanya penggunaan senjata tanpa tujuan melindungi warga.
"Hal seperti ini jangan terulang karena polisi sebagai penegak hukum juga harus taat pada hukum dan aturan yang berlaku," tutur Eko dalam keterangannya, Rabu (22/1).
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Mengapa Brimob dibentuk? Adanya tuntutan dari dalam dan luar negeri yang terus menekan membuat pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi serta dapat berperan sebagai tenaga tempur.
-
Kapan Brimob didirikan? Satuan elite ini lahir pada tanggal 14 November 1946.
-
Bagaimana rombongan Brimob melakukan konvoi di depan Gedung Kejagung? Mereka sambil menyalakan sirine, tepat berhenti di gerbang belakang Gedung Kejagung. Seperti memberikan sebuah tanda hendak masuk ke Gedung namun gerbangnya tetap tertutup.
-
Siapa saja yang berperan dalam pembentukan Brimob? Korps Brimob Polri adalah pelaksana utama Mabes Polri yang khusus menangani kejahatan berintensitas dan berkadar tinggi.
-
Kenapa rombongan Brimob melakukan konvoi di depan gedung Kejaksaan Agung? “Tadinya sih nggak (curiga), cuma pas di sini geber-geber, pasti ada kasus yang agak sensitif,” tambahnya.
Eko menegaskan, penggunaan senjata api secara sembarangan sangatlah dilarang. Polisi seharusnya dapat mengedepankan pendekatan persuasif saat terjadi ketegangan di masyarakat.
"Harus menjadi tauladan dalam masyarakat, kalau ada persoalan harus diselesaikan dengan cara-cara yang baik," jelas Eko.
Sebelumnya, Kapolda Sulawesi Barat, Brigjen Baharuddin Djafar menyayangkan insiden ribut antara Komandan Kompi (Danki) Brimob Batalyon A Polman, Ipda Ojan Prabowo dengan warga. Dia juga meminta maaf pada masyarakat.
"Saya sudah sampaikan permintaan maaf kepada masyarakat," kata Baharuddin Djafar yang dikonfirmasi.
Keributan itu terjadi di lokasi wisata pemandian Salu Pajaan di Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polman, Sulawesi Barat, pada Senin 20 Januari 2020 lalu.
Keributan terjadi gara-gara karcis masuk di lokasi wisata tersebut. Bahkan sekelompok personel polisi sempat datang ke lokasi untuk melepaskan Ipda Ojan dari sandera warga. Sampai terdengar tembakan dan hal ini juga diakui Kapolda.
"Kapolres Polman telah mendamaikan kedua belah pihak tapi tidak berarti kasus ini selesai karena oknum Danki Brimob ini akan diperiksa internal dan saat ini dia sudah ada di Mapolda untuk menjalani pemeriksaan," ujarnya.
Sebenarnya, kata Baharuddin, hal yang wajar bila anggota polisi mempertanyakan apakah pungutan yang diberlakukan untuk pengunjung legal atau tidak. Hanya saja, mungkin cara bertanya yang dilakukan anak buahnya tidak pantas sehingga menimbulkan keributan.
"Seharusnya kalau menemukan kesalahan di situ (lokasi wisata), dia tidak ribut dengan pengelola. Harusnya dia bilang ke Polsek atau Polres bahwa di situ ada pungli, tidak usah menangani sendiri," tegas Baharuddin Djafar.
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/ray)