Atasi kekeringan, Pemprov DKI akan tabung air hujan
"Hujan yang ada akan kita panen. Saya sudah programkan di Jakarta Selatan kita akan buatkan sumur-sumur resapan."
Kepala Dinas Tata Air DKI, Tri Djoko Sri Margianto berencana membuat sumur resapan air. Hal tersebut telah direncanakan jauh hari untuk mengantisipasi datangnya kekeringan.
Nantinya, Sumur tersebut akan digunakan sebagai bank air. Air hujan sengaja ditampung agar tak mengalir percuma.
"Hujan yang ada akan kita panen. Saya sudah programkan di Jakarta Selatan kita akan buatkan sumur-sumur resapan sedemikian rupa. Sehingga seluruh resapan air hujan masuk ke sumur itu," kata Tri di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (3/8).
Tri menjelaskan bahwa siang tadi pihaknya telah menjelaskan pada Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Tri mencontohkan bilamana sumur bank resapan air tersebut dicoba di Monas yang luasnya 80 hektar.
"Hujan di Jakarta itu minimun 2 meter-4 meter. Maksimum 4 meter per tahun. Berarti kalau luas 80 hektar itu sama saja 800 ribu meter persegi. Dikali ketinggian 2 meter, 1,6 juta meter kubik per tahun. Kira buat saluran-saluran itu jadi waduk sistem ke dalam tanah, bukan dibuang ke kali," tuturnya.
Tri menegaskan bahwa konsep ini baru bisa mulai diterapkan pada 2016. Kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menyosialisasikan ke masyarakat untuk juga ikut membangun sumur resapan. Sementara rencana ini masih diprioritaskan di wilayah Jaksel. Wilayah Jakarta Utara dinilai memiliki permukaan tanah yang tinggi, sehingga tidak terlalu efektif.
"Jadi enggak ada yang terbuang ke saluran kota. Dengan begitu bisa dibayangkan jika 4 ribu-5 ribu meter per sekolahan dikali 400-an dikali 2 meter minimum tadi, kita sudah dapat jumlah volume air yang akan masuk ke dalam tanah. Itu panen air," tandasnya.
Tri menambahkan guna menangani musim kemarau saat ini, Pemprov DKI masih menyediakan air tangki jika ada daerah yang kekeringan. Saat ini dinasnya masih fokus mengerjakan pengerukan sungai, waduk, ataupun situ untuk antisipasi musim hujan mendatang. Pengerukan ini dilakukan mengingat kondisi sungai ini terlalu banyak sampah dan lumpur yang mengakibatkan tingkat kedalaman air semakin berkurang.
"Sekarang kita usahakan dari tiap lahan sebelum air masuk ke kali, itu kita tahan sebanyak mungkin. Jadi yang ke kali itu benar-benar sisanya. Dengan harapan begitu nanti pada waktu musim kemarau dengan kita tabungan air tanah makin banyak, ini muka air tanah jadi tinggi, jadi gak perlu lagi musim kemarau terus orang jadi terpaksa dalam-dalamin lagi," tutupnya.