Atraktifnya Rebana Kuntulan Kolosal ala Banyuwangi
Tabuhan rancak khas rebana kuntulan memecahkan keriuhan di tengah Alun-Alun Taman Blambangan, Banyuwangi.
Tabuhan rancak khas rebana kuntulan memecahkan keriuhan di tengah Alun-Alun Taman Blambangan.
Atraktifnya Rebana Kuntulan Kolosal ala Banyuwangi
Tabuhan rancak khas rebana kuntulan memecahkan keriuhan di tengah Alun-Alun Taman Blambangan, Senin malam (18/12/2023).
252 penabuh memainkan alat musik dari kulit sapi itu dengan rampak. Dipadu dengan hentakan jidor dan suara vokal menyenandung selawat dengan cengkok khas Banyuwangi.
- Serunya Pertunjukan Angklung Caruk Banyuwangi, Lomba Curi Perhatian Tampilkan Lagu dan Tarian Meriah
- 126 Ribu Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Lebaran
- Menyusuri Jembatan Kudung Kendeng Lembu Banyuwangi, Jembatan Kayu Berusia 110 Tahun yang Masih Berdiri Kokoh
- Mengunjungi Pantai Parang Semar Banyuwangi, Dulu Tempat Pembuangan Sampah Kini Destinasi Wisata Cantik
Ribuan pasang mata langsung tersedot ke atraksi kolosal tersebut.
Berdurasi sekitar 30 menit, para penampil yang rerata masih sebagai pelajar (SD-SMA) itu, menyuguhkan atraksi yang luar biasa.
Tak hanya instrumen musikalitasnya yang memukau. Koreografinya yang disorot dengan drone dan tampil di layar besar juga membuat terpana.
"Kami sengaja membuat koreografi dengan formasi 252. Kami dedikasikan untuk hari jadi Banyuwangi yang berusia 252 tahun,"
ungkap Samsudin Adlawi yang merupakan inisiator sekaligus koordinator atraksi kolosal tersebut.
merdeka.com
Aplaus meriah bergumuruh di sepanjang penampilan. Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas sampai memberikan standing aplause atas suguhan memukau tersebut.
Begitu juga dengan Ustad Das’ad Latif, penceramah nasional yang mengisi kegiatan Harjaba Bersholawat tersebut.
Ia terkesima dengan alunan lagu khas Makasar yang juga dimainkan oleh para penampil.
Ia tampak sigap menyalakan handphonenya guna merekam atraksi tersebut.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebutkan bahwa atraksi tersebut sengaja dipersiapkan untuk menghibur di puncak Harjaba 252.
Hal ini terinspirasi berkat kesuksesan atraksi serupa di awal tahun kala Banyuwangi menjadi salah satu host rangkaian peringatan Satu Abad NU yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan sempat memukau Presiden.
"Atraksi kolosal terbang kuntulan ini adalah kebanggaan kita semua. Jadi, sudah sepatutnya untuk dihadirkan kembali di hari spesial kita. Hari jadi Banyuwangi ke-252," ungkap Ipuk seusai acara.
Kemeriahan terbang kuntulan kolosal yang merupakan khazanah budaya keislaman di Banyuwangi itu, menyempurnakan penampilan tiga majelis hadrah yang mengisi Harjaba Bersholawat tersebut. Mulai Majelis Mahabatun Nabi, Az-Zahir dan Ahbabul Musthofa.
Ketiga majelis asli Banyuwangi itu mampu menghadirkan senandung selawat yang menghadirkan kegembiraan. Mengirimkan puji-pujian kehadirat Nabi Muhammad SAW.
merdeka.com