Balita Hobi Santap Kertas dan Styrofoam di Bekasi Alami Gangguan Makan Pica
Meski demikian, GI untuk saat ini dinyatakan sehat dan aktif. Pihak dokter yang memeriksa tidak mendapati keluhan seperti batuk dan pilek.
Balita hobi makan kertas, sendal hingga styrofoam di Kampung Bulak Sukadana RT02 RW05, Desa Jayasakti, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi menjalani pemeriksaan medis di RSUD Cabangbungin. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada Kamis (24/3) kemarin, balita berinisial GI (3) ini dinyatakan mengalami gangguan makan pica, yakni memiliki keinginan mengonsumsi sesuatu yang tidak memiliki nilai gizi.
"Gangguan makan pica biasanya anak-anak makan benda-benda yang tidak wajar, seperti batu, kerikil, kertas, pasir, puntung rokok dan lainnya," kata Dokter Umum RSUD Cabangbungin Kabupaten Bekasi, Ari Afandi, Jumat (25/3).
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Kenapa video anak dan ibunya berpelukan saat gempa Batang viral? Video tersebut viral di media sosial dan menarik simpati para warganet yang menyaksikannya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
Meski demikian, GI untuk saat ini dinyatakan sehat dan aktif. Pihak dokter yang memeriksa tidak mendapati keluhan seperti batuk dan pilek.
"Untuk saat ini, anak ini sehat dan aktif. Tidak ada keluhan demam, batuk dan pilek. Gangguan pencernaan seperti mencret atau sakit perut juga tidak ada. Gangguan lain juga saat ini tidak ada," ucapnya.
Tim dokter yang memeriksa kondisi balita GI melanjutkan dengan evaluasi pemeriksaan penunjang. Seperti pemeriksaan darah, urine dan feses.
"Pada pemeriksaan cek darah kami temukan adanya anemia defisiensi zat besi, sel darah merahnya rendah, kadang suplemen zinc-nya bisa turun," kata Ari.
Sedangkan untuk pemeriksaan lainnya seperti enzim hati, ginjal dan urine dinyatakan masih dalam batas normal.
"Untuk gangguan makan pica ini tidak ada obat, jadi melakukan terapi perilaku. Untuk sampai ke langkah itu harus ditentukan dulu penyebab gangguan makan pica ini apa aja, biasanya bisa terjadi pada anak yang autisme, anak dengan OCD, atau anak dengan disabilitas intelektual," ungkapnya.
Untuk saat ini GI diberikan suplemen zinc dan obat untuk mengobati keluhan anemia sambil menunggu dirujuk ke psikiater atau psikolog anak.
"Jadi kita kasih obat untuk persiapan dirujuk ke psikiater anak atau psikolog anak," ucap Ari.
Dia mengatakan, untuk saat ini secara fisik tidak ada kerusakan pada organ tubuh GI. Namun kebiasaan mengonsumsi benda-benda yang tidak wajar itu bisa menyebabkan kerusakan di beberapa bagian tubuh.
"Bagian oral bisa rusak, gusi bengkak atau gigi bisa patah karena makan benda-benda yang keras. Kalau misalnya makan batu, bisa menyebabkan lecet di tenggorokan, jadi anaknya bisa sakit kalau telan makanan," katanya.
Sebelumnya, GI (3) balita di Kampung Bulak Sukadana RT02 RW05, Desa Jayasakti, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi punya kebiasaan yang tidak lazim. Dia suka makan kertas dan benda-benda lainnya.
GI hobi makan kertas sejak berusia satu tahun. Dia memakan kertas seperti memakan jajanan atau camilan.
PS (34), ibu GI sudah berkali-kali melarang anaknya melakukan kebiasaan aneh tersebut. Namun GI selalu marah dan nangis ketika kebiasaannya itu dihentikan oleh ibunya.
"Awalnya saya enggak tahu kalau anak saya suka makan kertas, pas tahu sempat saya larang, tapi dia malah nangis dan marah-marah," katanya, Selasa (22/3).
Kebiasaan aneh balita ini terus dilakukan tiga kali setiap hari. PS dan suaminya, MI sudah seringkali melarangnya namun GI tetap memakan kertas layaknya camilan.
Hingga di usianya yang kedua, kebiasaan aneh Gibran semakin menjadi-jadi. Dia tidak hanya gemar makan kertas, tapi benda lainnya seperti styrofoam dan sendal juga dilalapnya.
"Sudah sekitar setahun makan sendal, styrofoam, juga kertas. Tapi anaknya enggak pernah sakit atau ngeluh sakit habis makan kertas atau benda lainnya," ungkap PI.
(mdk/eko)