Bandara Ngurah Rai normal, penerbangan ke Australia masih tertahan
Beberapa maskapai tidak berani menerbangkan pesawatnya karena masih khawatir abu Gunung Raung.
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Bali sudah menunjukkan aktivitas setelah sempat ditutup selama empat setengah jam pada Sabtu pagi (8/8) kemarin. Namun, sejumlah maskapai tujuan Australia masih memutuskan untuk tidak terbang hingga Minggu (9/8) petang.
Ketentuan untuk tidak memberangkatkan penumpang tujuan Denpasar-Australia ini dilakukan oleh pihak maskapai penerbangan asing terutama Jetstar dan Virgin Air. Hal itu karena masih pekatnya awan di atas wilayah tenggara menuju Australia akibat debu Gunung Raung.
Akibatnya ratusan penumpang khususnya warga negara asing, tertahan di Bandara Ngurah Rai sejak semalam dan malam ini. Mereka batal terbang bukan karena pihak bandara memberlakukan penutupan tetapi akibat efek abu Gunung Raung hingga Maskapai penerbangannya asing memilih membatalkan penerbangan.
"Kabarnya di wilayah menuju Australia tertutup awan pekat efek gunung Raung," ungkap salah seorang petugas di Bandara Ngurah Rai, Minggu (9/8) di Denpasar Bali.
Sumber ini juga menyebutkan, bahwa pembatalan penerbangan terjadi sejak Sabtu malam (8/8). Dari masing-masing maskapai terpaksa mengantarkan para penumpang untuk menginap di hotel terdekat di wilayah bandara.
CO GM Angkasa Pura I Ngurah Rai, I GST Ngurah Putu Arditha membenarkan hal ini. Untuk mengantisipasi keluhan dari para wisatawan asing, ini. Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan maskapai masing-masing untuk menyediakan pelayanan penginapan. "Kami bantu penyediaan bus untuk mengantar penumpang ke hotel terdekat," akunya di Bandara Ngurah Rai.
Hal serupa juga dibenarkan salah satu hotel di wilayah Tuban. Bahwa sejak semalam kamar sudah penuh dipesan wisatawan yang batal terbang. "Syukurnya kami ada tersedia untuk fasilitas kamar dalam menampung sejumlah wisatawan yang batal pulang ke negaranya," kata I Made Ramia, GM Hotel Sovereign Bali di Tuban.
Kata Ramia, sudah sejak semalam silih berganti berdatangan tamu menginap dari bandara. Bahkan untuk layanan ini lebih dari 100 kamar dipesan. "Bisa dikatakan ada 300 wisatawan yang menginap di hotel kami. Jumlah tersebut dari wisatawan yang terganjal di Bandara karena batal terbang," papar Ramia.
Baca juga:
Pergerakan abu Raung berstatus aman, Ngurah Rai kembali dibuka
Bandara Ngurai Rai kembali ditutup hingga pukul 12.00 Wita
Ngurah Rai ditutup, hotel dekat bandara ketiban berkah
Kegelisahan penumpang di Ngurah Rai batal terbang karena abu Raung
Dianggap aman dari abu Raung, Bandara Ngurah Rai dibuka kembali
Tutup 6 jam, 228 penerbangan batal berangkat dari Bandara Ngurah Rai
Bandara Ngurah Rai kembali ditutup, 20 pesawat batal terbang
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Di mana letak Gunung Ruang yang pernah mengalami erupsi bersamaan dengan Gunung Lewotolok? Sementara itu, gunung api yang berada di busur vulkanik berbeda dapat meletus bersamaan karena memiliki interval letusan berdekatan. Seperti yang terjadi pada Gunung Lewotolok dan Gunung Ruang.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Ruang di Sulawesi Utara? Gunung Ruang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara meletus pada Selasa (16/4) malam.
-
Apa yang menyebabkan erupsi Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi terjadi bersamaan? Gunung-gunung api yang terletak pada busur vulkanik sama, cenderung mengalami erupsi bersamaan. Misalnya yang terjadi pada Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi."Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama," jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).