Bangkai Babi Terjangkit Hog Cholera Dibuang ke Sungai, Warga Takut Makan Ikan
Banyaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai dan sampai ke Medan, mulai berdampak sosial. Sebagian warga Kota Medan mengaku khawatir memakan ikan dari sungai dan laut sekitarnya.
Banyaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai dan sampai ke Medan, mulai berdampak sosial. Sebagian warga Kota Medan mengaku khawatir memakan ikan dari sungai dan laut sekitarnya.
Kondisi ini diperparah dengan maraknya informasi di media sosial yang mengajak warga untuk sementara tidak mengonsumsi ikan.
-
Apa yang dimaksud dengan babat? Babat, salah satu jeroan yang digemari banyak orang, seringkali menjadi pilihan lauk pendamping nasi. Dengan rasa gurih dan tekstur kenyal, babat bisa menjadi hidangan yang sangat menggugah selera.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
-
Kapan Baby Djala lahir? Nadi Djala Anggara, putri kedua dari pasangan Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara lahir pada tanggal 1 Oktober 2023.
-
Kapan Hari Prematur Sedunia diperingati? Hari Prematur Sedunia, atau World Prematurity Day, diperingati setiap tahun pada tanggal 17 November.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
Fakta banyaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai ditambah pesan berantai itu cukup memengaruhi masyarakat. Santi (33), warga Marelan, mengaku mulai khawatir makan ikan.
"Kemarin warga kampung pun bilang, katanya banyak bangkai babi di Danau Siombak. Bangkainya ada yang ke laut juga. Agak takut jadinya makan ikan," ucap Santi, Selasa (12/11).
Nuraini (47), warga Jalan Platina VII, Medan Deli, juga mengaku khawatir makan ikan. "Kami pilih makan ikan lele, gurami dan nila, kan peliharaan. Kalau yang dari laut kami takut makannya," ucapnya.
Aminur, warga lainnya, mengaku tidak terpengaruh. Dia dan keluarganya masih makan ikan sebagai lauk-pauk sehari-hari. "Enggak ngaruh kami tetap makan ikan juga," ungkapnya.
Begitupun, seperti juga Santi dan Nuraini, Aminur juga mengecam tindakan orang yang membuang bangkai babi ke sungai. Mereka berharap polisi segera bertindak.
Babi Mati Berasal dari 11 Daerah di Sumut
Ribuan bangkai babi mengambang di Sungai Bedera dan Danau Siombak, Medan Marelan, sejak lebih dari sepekan lalu. Bangkai serupa juga ditemukan di sungai-sungai lain.
Pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut menduga kuat bangkai-bangkai babi itu terjangkit virus hog cholera, yang kemudian sengaja dibuang warga di hulu sungai.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut M Azhar Harahap, mengatakan, babi yang mati akibat hog cholera ditemukan di 11 kabupaten/kota di Sumut, yakni Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Samosir. Babi yang terdata mati akibat hog cholera di Sumut sudah mencapai 5.800 ekor. Jika penyakit ini menyebar lebih luas, virus itu pun berpotensi menginfeksi 1,2 juta ekor babi yang ada di Sumut.
(mdk/cob)