Banjir Bandang dan Longsor di Luwu, 3 Orang Masih Hilang
BPBD Kabupaten Luwu juga mencatat kerugian materil sementara ada empat unit rumah rusak berat, dua unit rumah hanyut dan 60 unit rumah terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) berkisar antara 1 sampai 3 meter.
Banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (3/10) pukul 16.30 Wita. Peristiwa itu menyebabkan empat orang hilang, namun satu di antaranya telah ditemukan dalam keadaan selamat.
"Dari keempat orang tersebut, satu telah ditemukan dalam kondisi selamat dan tiga lainnya masih dalam pencarian," jelas Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (4/10).
-
Kapan situs Lajia mengalami bencana alam? Meski bencana alam yang mengubur lokasi itu masih diperdebatkan, diyakini wilayah itu mengalami kombinasi gempa bumi dan banjir dari Sungai Kuning dan air deras pegunungan. Bencana itu menyapu bersih seluruh pemukiman di kawasan tersebut, hingga mengingatkan orang pada tragedi yang dialami Kota Pompeii di zaman Romawi kuno ketika seluruh kota terkubur oleh letusan Gunung Vesuvius ada 79 sebelum Masehi.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Di mana lokasi Dusun Nusupan yang rawan banjir? Dukuh Nusupan yang berada di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, merupakan daerah rawan banjir.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu Betawi? Tak jarang, pantun-pantun Betawi yang dibawakan mengandung humor lucu dan menghibur.
-
Dimana saja lokasi rawan banjir di Kabupaten Banyumas? Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng. Sementara wilayah rawan banjir di antaranya Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Lumbir, dan Wangon,"
Abdul menyebut, BPBD Kabupaten Luwu melaporkan banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan 127 jiwa terdampak, 27 jiwa mengungsi di Kecamatan Walerang Utara dan 100 jiwa mengungsi di masjid yang berada di Kecamatan Walenrang Timur. Selain itu, ada sebanyak 12.000 jiwa terisolir di Kecamatan Walenrang Barat.
"Sementara itu, ada 20 orang yang sebelumnya dirawat secara intensif di Puskesmas Lamasi kini telah kembali ke kediaman masing-masing," ujarnya.
BPBD Kabupaten Luwu juga mencatat kerugian materil sementara ada empat unit rumah rusak berat, dua unit rumah hanyut dan 60 unit rumah terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) berkisar antara 1 sampai 3 meter.
Banjir bandang dan tanah longsor telah berdampak di enam kecamatan yang meliputi Kecamatan Walenrang, Walenrang Barat, Walenrang Utara, Walenrang Timur, Lemasi dan Lemasi Timur. Banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi sehingga Sungai Batusitanduk sehingga meluap.
Dalam upaya percepatan penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor, BPBD Kabupaten Luwu telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan bersama tim gabungan membantu warga untuk evakuasi ke tempat yang lebih aman. Beberapa bantuan logistik dan peralatan juga telah didistribusikan BPBD Kabupaten Luwu kepada para warga yang terdampak.
"Kendati demikian, tenda pengungsi dan logistik lainnya masih menjadi hal yang sangat dibutuhkan," ungkap dia.
Abdul menambahkan, BPBD Kabupaten Luwu membantah informasi yang beredar bahwa banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan 28 orang hilang. Masyarakat diimbau untuk memperbarui informasi banjir bandang dan tanah longsor dari instansi terkait yang berwenang.
Masyarakat juga diminta lebih waspada terhadap potensi bencana banjir susulan, mengingat aliran Sungai Batusitanduk masih tertutup pohon dan timbunan tanah di bagian hulu sungai.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi prakiraan cuaca bahwa hujan lebat dengan disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan hingga Senin (4/10). BMKG juga menyatakan bahwa wilayah Sulawesi Selatan masuk dalam kategori ‘waspada’ terkait potensi risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Baca juga:
Banjir Bandang Terjang 4 Kecamatan di Luwu, Rumah Kades Tertimbun Longsor
Menteri Risma Kunjungi Lokasi Banjir Bandang Batu Merah-Bolmong
Banjir dan Tanah Longsor di Padang Pariaman, 4 Orang Meninggal dan 72 Mengungsi
Siaga Alat Berat, Begini Cara Pemkab Garut Cegah Bencana saat Memasuki Musim Hujan
Banjir Bandang Terjang Empat Lawang, Puluhan Rumah Rusak Berat