Banjir dan Longsor di Sukabumi, 1 Orang Meninggal Dunia
Banjir dan tanah longsor melanda Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis (17/2). Data Sabtu (19/2), satu warga meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Banjir dan tanah longsor melanda Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis (17/2). Data Sabtu (19/2), satu warga meninggal dunia akibat bencana tersebut.
“Seorang warga dilaporkan meninggal dunia dan satu lainnya luka-luka,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis yang dikutip Minggu (20/2).
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Dimana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Apa itu Bingka khas Banjar? Kue tersebut disebut dengan Bingka yang secara kasat mata mirip seperti kue lumpur.
-
Bagaimana cara mencegah banjir bandang? Untuk mengurangi risiko banjir bandang, langkah-langkah dapat diambil seperti membangun tanggul atau bendungan untuk menahan air, membuat daerah resapan air agar tanah dapat menyerap air dengan baik, dan juga membuat saluran air yang baik untuk mengalirkan air dengan lancar dan mencegah banjir.
-
Siapa yang terkena dampak banjir bandang? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi melaporkan peristiwa itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi disertai kondisi tanah yang labil.
Hasil kaji cepat per Jumat (18/2), wilayah yang terdampak banjir telah mencakup 19 kelurahan yang tersebar di 7 kecamatan. Rinciannya, Kelurahan Baros, Kelurahan Jayaraksa dan Kelurahan Jaya Mekar di Kecamatan Baros.
Kemudian Kelurahan Cibeureum Hilir, Kelurahan Babakan, Kelurahan Limusnunggal dan Kelurahan Sindangpalay di Kecamatan Cibeureum. Selanjutnya, Kelurahan Nanggeleng, Kelurahan Citamiang dan Kelurahan Cikondang di Kecamatan Citamiang.
Kelurahan Subangjaya, Kelurahan Cisarua, Kelurahan Selabatu dan Kelurahan Kebonjati di Kecamatan Cikole. Berikutnya Kelurahan Sriwidari di Kecamatan Gunung Puyuh, Kelurahan Cipanengah dan Kelurahan Cikundul di Kecamatan Lembursitu. Kelurahan Benteng dan Kelurahan Sukakarya di Kecamatan Warudoyong.
Beberapa rumah warga, fasilitas umum dan areal persawahan yang terdampak banjir masih dalam proses pendataan di lapangan. BPBD Kota Sukabumi saat ini terus mengutamakan upaya penyelamatan warga terdampak dan mengevakuasinya ke lokasi yang telah ditentukan.
BPBD juga terus berkoordinasi dengan lintas instansi gabungan seperti TNI, Polri, pemerintah kecamatan, dinas terkait dan relawan serta masyarakat.
Hujan Lebat Hari Ini
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca yang menyatakan bahwa hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi hingga hari ini. Kondisi cuaca tersebut diprakirakan terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB hingga malam hari pukul 19.00 WIB.
Menyikapi adanya informasi prakiraan cuaca tersebut, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah setempat bersama segenap unsur terkait hingga masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi adanya potensi bencana hidrometeorologi.
Di antaranya melakukan langkah-langkah mitigasi dan pencegahan, seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat.
Jika hujan lebat terjadi menerus hingga lebih dari 1 jam dan jarak pandang kurang dari 50 meter, maka masyarakat di sekitar lereng tebing atau sepanjang daerah aliran sungai bisa melakukan evakuasi sementara hingga 1-2 jam setelah hujan berhenti.
(mdk/rnd)