Bantu Atasi Lonjakan Covid-19, 450 Personel TNI Dikirim ke Kudus
Sebanyak 450 personel TNI dikerahkan ke Kudus menyusul melonjaknya kasus Covid-19 di daerah itu. Mereka akan membantu Babinsa guna memberi edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Sebanyak 450 personel TNI dikerahkan ke Kudus menyusul melonjaknya kasus Covid-19 di daerah itu. Mereka akan membantu Babinsa guna memberi edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Personel yang dikirimkan berasal dari Batalyon 400/BR, Kav 2/TC, Arh 15/Dby dan Zipur 4/TK. "Personel gabungan yang kita kirim ke Kudus atas perintah langsung Bapak Presiden. Ini sebagai upaya memperkuat Pemkab Kudus karena saat ini ada peningkatan kasus Covid-19 yang sangat pesat," kata Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, Kamis (3/6).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
Rudianto menekankan, proses edukasi yang dilakukan harus lebih humanis supaya masyarakatnya menyadari bahaya penularan covid-19.
"Ingat yang anda hadapi bukan musuh, bukan lawan. Tapi masyarakat kita yang mungkin belum sadar ataupun mengerti," jelasnya.
Maraknya warga Kudus yang tertular virus Covid-19 diduga karena tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang sangat rendah.
"Banyak juga masyarakat Kudus yang meremehkan virus tersebut. Sehingga tugas kita harus menyadarkan sekaligus mengajarkan kepada warga agar mereka memahami lagi mengenai protokol kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Kades Pedawang Kudus Sofian mengakui maraknya penularan Covid-19 di wilayahnya dipicu banyaknya warga yang nekat menggelar acara keramaian setelah Lebaran.
"Banyak warga yang tetap menggelar acara, padahal sudah kami ingatkan. Akibatnya banyak yang tertular. Di sini satu RT ada tiga keluarga (tertular), sebanyak 11 orang, salah satunya meninggal dunia," kata Sofian.
Pihaknya sudah melakukan pengetatan di RT yang tersebar di desanya. Kajian dilakukan, jika kondisi memungkinkan semua RT-nya di-lockdown demi menanggulangi penularan Covid-19.
"Kami koordinasikan dengan perangkat. Tapi rata-rata per hari ini kondisi warga yang isolasi mandiri itu sudah membaik. Mereka isolasi di rumah masing-masing," tegas Sofian.
Baca juga:
Selama Pandemi Covid-19 di Aceh, 250 Dosen dan Staf USK Positif dan 8 Meninggal
8 Dosen di Aceh Meninggal karena Covid-19, Satgas Sebut Sangat Mengkhawatirkan
Kasus Covid-19 di Kudus Melonjak, Dinkes Jateng Kirim Puluhan Perawat dan Dokter
33 Guru di Pekalongan Terpapar Covid-19, Suntik Vaksin Tahap dua Tunggu Negatif
Satu RT di Cilincing Micro Lockdown Setelah 1 Warga Meninggal dan 21 Positif Covid-19
Kasatgas Temukan Penanganan Pasien Covid-19 di RSUD Lukmonohadi Tak Standar WHO