Banyak lansia, sebaiknya jemaah haji RI tak paksakan diri Tarwiyah
Banyak lansia, sebaiknya jemaah haji RI tak paksakan diri Tarwiyah. Namun jika ada jemaah melakukan Tarwiyah harus dilakukan dengan bertanggung jawab secara mandiri. Sebab, pemerintah tidak dalam kapasitas melarang.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan jemaah haji Indonesia untuk mempertimbangkan dengan matang yang berniat melakukan Tarwiyah sebelum berangkat ke Arafah pada 8 Zulhijjah. Apalagi, banyak jemaah haji Indonesia yang sudah lansia sehingga tidak memungkinkan untuk dipaksakan Tarwiyah. Sebab perjalanan tarwiyah membutuhkan fisik yang kuat.
"Karena pemerintah saat itu fokus memindahkan ratusan ribu orang atau jemaah dari Makkah ke Arafah," kata Menag saat dialog dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Makkah, Kamis (24/8).
Tarwiyah adalah jemaah mengulang kembali apa yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saat berhaji dulu. Nabi bergerak ke Mina terlebih dahulu sebelum menuju ke Arafah. Rasul kemudian melaksanakan salat Zuhur, Ashar, Isya, Maghrib, dan subuh lalu melanjutkan ke Arafah sebelum matahari terbenam.
Menurut Menag, kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk singgah dulu di Mina. "Dengan jumlah jemaah yang begitu besar, dari segi transportasi tidak memungkinkan," ujarnya.
Namun jika ada jemaah melakukan Tarwiyah harus dilakukan dengan bertanggung jawab secara mandiri. Sebab, pemerintah tidak dalam kapasitas melarang.
"Soal Tarwiyah tidak melarang. Tapi harus dilakukan penuh tanggung jawab. Harus dipertimbangkan bagaimana makannya, kateringnya dan lain sebagainya. Karena saat itu pemerintah fokus memindahkan jemaah dari Makkah ke Arafah," katanya.
Selain itu, pergerakan jemaah dari Makkah ke Arafah juga telah diatur oleh pemerintah Arab Saudi. Pada 8 Zulhijjah nanti, mekanisme urutan pemberangkatannya dimulai dari jemaah yang tinggal di lantai bawah hotel. "Dan waktunya dilakukan pada pagi, siang sampai sore," jelasnya.