Banyak orang menipu mengaku turunan Marhaen
PDI Perjuangan memberikan penghargaan untuk cucu Marhaen. Petani yang namanya menjadi ideologi Soekarno.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan penghargaan pada cucu Marhaen, Darmin Marhaen saat HUT PDIP ke-40 kemarin. Marhaen adalah seorang petani sederhana yang namanya diabadikan Soekarno untuk perjuangan kesejahteraan rakyat.
Pertemuan Soekarno dan seorang petani bernama Marhaen mengilhami Soekarno membuat sebuah ideologi baru. Soekarno menyebut marhaenisme adalah sosialis ala Indonesia.
-
Siapa yang melahirkan dan membesarkan Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai. Sadar betapa besarnya jasa sang ibu, Bung Karno selalu menghormati perempuan yang melahirkan dan membesarkannya itu.
-
Di mana rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu berada? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Apa saja yang disimpan di rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Di dalam bangunan, banyak sekali barang-barang peninggalan Bung Karno yang sampai saat ini masih awet. Di antaranya yaitu sepeda onthel, satu set kursi yang ada di ruang tamu, lemari makan, bahkan surat cinta yang ia tulis untuk Fatmawati, dan beberapa perabotan klasik lainnya.
-
Bagaimana bentuk dan ukuran rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Rumah ini memiliki luas bangunan 162 meter persegi dengan bangunan 9 x 18 meter. Bentuknya persegi panjang, tidak berkaki serta memiliki halaman yang cukup luas.
-
Kapan Bung Karno merenovasi Masjid Jamik? Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dari catatan sejarah yang ada, di balik keberadaan Masjid Jamik rupanya ada peran Bung Karno semasa pengasingan di Bengkulu pada 1938 sampai 1942.
-
Bagaimana cara Bung Karno menghabiskan waktu di Istana Gebang? Di Rumah Gebang, Bung Karno muda menghabiskan waktu libur sekolah dan berdiskusi secara informal tentang kemerdekaan Indonesia dengan sahabat, keluarga dan pekerja rumah tangga di sana.
Darmin kini berusia 65 tahun. Dia mengaku hanya mengenal sosok Marhaen sang kakek dari ayah dan ibunya. Marhaen sudah meninggal saat Darmin lahir tahun 1947.
Menurutnya banyak yang menipu mengaku keturunan Marhaen. Padahal Marhaen hanya berputra satu.
"Putra cuma satu. Yang banyak mah cuma mengaku anaknya banyak, yang dicari sama amanat cuma satu. Podung namanya, itu ayah saya," kata Darmin saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (11/1).
Menurut Darmin, dirinya beberapa kali dijemput untuk menghadap Soekarno. Tahun 1963, ketika Gelora Bung Karno diresmikan, Darmin diundang sebagai tamu Soekarno.
"Dulu usia saya baru 15 tahun," akunya.
Darmin pun mengaku senang karena Ketua Umum PDI Perjuangan masih mengingat sosok Marhaen seperti Soekarno mengingatnya.
(mdk/ian)