Banyuwangi Dapat Undangan Ikuti Festival Indonesia di Rusia
Duta Besar Republik Indonesia untuk Moscow dan Bela Rusia, M. Wahid Supriyadi, mengundang Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk ikut serta dalam Festival Indonesia ke-4 yang digelar di Rusia pada Agustus 2019.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Moscow dan Bela Rusia, M. Wahid Supriyadi, mengundang Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk ikut serta dalam Festival Indonesia ke-4 yang digelar di Rusia pada Agustus 2019.
Saat berkunjung di Kabupaten Banyuwangi, Wahid mengatakan, Festival Indonesia kali ini diikuti lebih dari 70 kabupaten dan kota pilihan di Indonesia. Dalam festival tersebut, beragam pameran kuliner, fashion, kerajinan, dan beragam seni budaya kekayaan Nusantara, disajikan dalam Festival Indonesia di Rusia.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
Wahid menilai Banyuwangi memiliki nilai tawar dan layak untuk diundang mengikuti Festival Indonesia karena memiliki semangat untuk memajukan daerahnya di sektor pariwisata. Selain bisa memamerkan beragam produk lokal Banyuwangi, diharapkan bisa menarik kunjungan wisatawan Rusia.
"Sekarang negara-negara di Eropa, Jepang itu pasar yang sudah jenuh, karena kompetitifnya tinggi. Nah, Rusia ini merupakan pasar baru, dari Festival Indonesia yang kami gelar di sana, kita bisa menjual banyak hal di sana," kata Wahid di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Selasa (25/6).
Wahid mengatakan, Pemkab Banyuwangi bisa menyajikan produk kearifan lokal yang tidak diketahui atau dimiliki negara Rusia. Dia mencontohkan, di Rusia sangat menyukai kuliner Indonesia seperti nasi goreng, pisang goreng, sambal, kerupuk yang tentunya baru di lidah warga Rusia.
"Harga mangga saja di sana bisa mencapai Rp 50 ribu per biji, buah naga harganya Rp 400 ribu per biji. Dan Banyuwangi bisa membawa ubi, di sana tidak ada ubi, pasti laris," kata Wahid.
©2019 Merdeka.com
Tidak hanya urusan pameran dan jual beli, peserta pameran juga diundang untuk membawa pengusaha-pengusaha. Harapannya ada kerjasama baru di bidang ekspor untuk pasar Indonesia.
"Paling penting dalam festival ini adalah workshop pertemuan para pengusaha, pasar Timur Tengah, Rusia sangat potensial," katanya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengucapkan banyak terima kasih atas undangan Duta Besar RI untuk Moscow dan Bela Rusia mengikuti pameran di Rusia.
"Terima kasih undangan bapak, jujur kami juga menerima banyak undangan dari duta besar dan negara banyak, tapi kami pilih yang bisa ditindaklanjuti, karena anggaran kami dan waktu terbatas," kata Anas.
Bila jadi memenuhi undangan ke Rusia, Anas mengaku ingin mengunjungi wilayah dengan komunitas muslim di Rusia dan bertemu dengan keluarga yang dikabarkan sebagai pengagum Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.
"Di Dagestan dan Checnya, 95 persen penduduknya muslim dan mereka sangat mengagumi Soekarno. Kebetulan saya besok diundang untuk ketemu Bu Mega, saya akan ceritakan ini. Ada dua anak di sana namanya Soekarno, karena orang tuanya sangat mengagumi Seokarno," katanya.
(mdk/hhw)